Beritakota.id, Jakarta – ENTREV terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang berkelanjutan di Indonesia. Melalui partisipasinya dalam EVCharge Live Indonesia 2025, ENTREV menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dan membangun infrastruktur pengisian daya yang andal di seluruh Tanah Air.
Pameran dan konferensi EVCharge Live Indonesia 2025 berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, pada 6–7 November 2025, menghadirkan lebih dari 80 peserta pameran dari berbagai perusahaan dalam ekosistem KBLBB, serta lebih dari 100 pembicara ahli yang membahas topik strategis seperti pengembangan infrastruktur, manajemen armada, hingga teknologi instalasi pengisian daya.
National Project Manager ENTREV, Nasrullah “Eriell” Salim, menyampaikan bahwa pengembangan infrastruktur merupakan faktor kunci dalam mendorong adopsi KBLBB secara masif di masyarakat. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga pendukung menjadi elemen penting dalam mempercepat transisi menuju transportasi rendah emisi.
Baca juga : ENTREV: Ekonomi Sirkular Kunci Ketahanan Ekosistem EV
“Kami mengapresiasi penyelenggaraan EVCharge Live Indonesia 2025 sebagai langkah konkret untuk memperkuat ekosistem pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia. Kami berharap forum ini menjadi katalis bagi lahirnya kolaborasi dan inovasi teknologi yang lebih maju,” ujar Eriell.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga September 2025, terdapat 4.400 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang telah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah ini ditargetkan terus meningkat seiring dengan masifnya dukungan pemerintah dan pelaku usaha terhadap pengembangan KBLBB.
Dalam kesempatan yang sama, Project Management Unit ENTREV, Eko Adji Buwono, turut menjadi pembicara dan menekankan pentingnya peningkatan kapasitas infrastruktur pengisian daya sejalan dengan pertumbuhan pesat jumlah pengguna kendaraan listrik.
“Pertumbuhan KBLBB dalam dua hingga tiga tahun terakhir sangat signifikan. Berdasarkan data Korlantas Polri, hingga September 2025 jumlah kendaraan listrik telah mencapai 316.804 unit. Hal ini harus diimbangi dengan ketersediaan SPKLU di setiap daerah agar seluruh pengguna mendapatkan kemudahan akses,” jelas Eko.
Lebih lanjut, Eko menambahkan bahwa ENTREV turut berperan aktif mendukung pemerintah dalam menyusun regulasi dan peta jalan pengembangan SPKLU di Indonesia. Salah satu upaya tersebut adalah pendampingan teknis dalam penyusunan regulasi terkait tarif jasa pengisian daya dan mekanisme kemitraan bagi pelaku usaha swasta untuk masuk ke industri SPKLU.
Eko juga menyoroti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025, yang membuka peluang lebih besar bagi pengusaha di sektor energi baru dan terbarukan, khususnya penyedia SPKLU.
“PP 28/2025 memberikan kemudahan signifikan bagi pelaku usaha. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTLU) Khusus SPKLU dengan KBLI 35114 kini tergolong risiko menengah rendah dan dapat terbit otomatis melalui sistem Online Single Submission (OSS). Selain itu, penyedia SPKLU tidak lagi memerlukan penetapan wilayah usaha maupun penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),” ungkapnya.
Melalui dukungan regulasi yang kondusif dan sinergi seluruh pemangku kepentingan, ENTREV optimistis bahwa pengembangan infrastruktur pengisian daya akan menjadi fondasi kuat bagi percepatan transisi energi dan pembangunan ekosistem KBLBB nasional yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan