Beritakota.id, Jakarta – Yos Suprapto, pelukis Indonesia yang dikenal dengan karya-karya bertema sosial, lingkungan, dan politik, kembali menggelar pameran tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan”. Pameran ini berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia mulai 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.
Dalam pameran kali Ini, Yos menyuarakan kritik dan harapan terkait kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia. Karya-karya yang dipamerkan memadukan figurasi realis bercorak tradisi realisme sosial ala Diego Rivera dan Taring Padi, dengan sentuhan simbolisme surealis khas perupa Yogyakarta era 1980-an.
Melalui garis dan warna yang provokatif, Yos menggambarkan cerita visual penuh pesan tentang pentingnya menghidupkan kembali budaya agraris yang mandiri.
Baca Juga: Adara Kembali Gelar Event Peringatan Ongoing Nakba
“Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” lahir dari penelitian panjang Yos selama lebih dari sepuluh tahun terhadap tanah produktif di seluruh Indonesia. Hasilnya menunjukkan hilangnya budaya agraris mandiri akibat ketergantungan pada pupuk sintetis dan revolusi hijau.
Dalam karya ini, Yos mengajak masyarakat untuk merenungkan pentingnya revitalisasi budaya agraris sebagai upaya membangun masa depan yang berkelanjutan.
Menurut Dosen FSRD dan Pascasarjana ISI Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, karya-karya Yos Suprapto memuat ledakan pemikiran yang lantang sekaligus simbolik. “Ekspresi dalam karya Yos memiliki keberagaman kesan dan pesan langsung dan lantang, tetapi juga lembut dan simbolik. Koleksi ini mencerminkan kegalauan atas seluruh dimensi kehidupan di Indonesia,” ungkap Suwarno.
Lanjutnya, permainan garis dan warna menjadi ciri khas yang sangat provokatif dari lukisan Yos. Ada warna hitam, merah, nuansa biru, aneka hijau, cokelat, kuning, ungu, jingga, dan putih. Warna -warna tersebut ditampilkan dengan daya visual yang kuat dan keras sifatnya, bersanding satu sama lain yang tampil sebagai komposisi yang tidak halus atau lembut, seperti ada ketegangan. Ada tema sosial, politik, budaya, ekologi, kemanusiaan, semacam komponen-komponen utama dalam kehidupan di negeri ini.
Yos Suprapto berusaha menghadirkan narasi visual yang mengalir layaknya alur sebuah novel. Melalui sapuan wama pada kanvas, ia mengundang imajinasi kita untuk menyelami kisah di balik setiap karyanya. Dalam pameran bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan”, ‘’Lukisan-lukisan Yos tampak bercerita, mengangkat isu-isu yang tidak hanya menggugah, tetapi juga berpotensi mengusik kenyamanan kita. Dengan gaya ini, Yos menunjukkan dirinya sebagai seniman yang menghadirkan “masalah” sebagai bahan refleksi dan dialog dalam karyanya.
Rekam Jejak Yos Suprato
Dalam rekam jejak pamerannya, Yos tidak pernah lepas dari Isu sosial. Pada tahun 1994, ia mengangkat isu lingkungan dalam pameran tunggalnya bertajuk “Bersatu dengan Alam” di Taman Ismail Marzuki.
Pada tahun 2001, ia kembali menggelar pameran tunggal bertema “Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa” di Galeri Nasional Indonesia yang melontarkan kritik atas budaya kekerasan dalam realitas kebangsaan kontemporer. Pada tahun 2005, ia kembali mengangkat isu sosial, kali ini dalam bentuk kritik atas korupsi di lingkungan elit birokrasi, melalui pameran tunggal bertajuk “Republik Udang” di Tembi Gallery, Yogyakarta.
Selain itu, ia terlibat pula dalam pameran bersama yang mengangkat isu-isu sosial seperti pameran “Mata Hati Demokrasi” di Taman Budaya Surakarta pada tahun 2002. Pada tahun 2017, Yos mengangkat evaluasi mendalam perjalanan budaya bangsa, terutama budaya maritim, yakni “Arus Balik Cakrawala” yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia.
Kali ini, Pameran Tunggal Yos Suprapto “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” terbuka untuk umum setiap hari mulai 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pukul 09.00-19.00 WIB. Pengunjung dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site).