Beritakota.id, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menginstruksikan pembongkaran Teras Cihampelas di Kota Bandung, memicu perdebatan sengit di kalangan publik. Keputusan kontroversial ini muncul setelah Dedi Mulyadi menantang Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, untuk menertibkan kawasan Cihampelas yang dinilai sempit dan bau. “Pak Wali Kota harus berani merapikan Cihampelas,” tegas Dedi, mengkritik kondisi kawasan tersebut.
Teras Cihampelas, jembatan layang yang diresmikan pada tahun 2017 oleh mantan Wali Kota Ridwan Kamil, awalnya dirancang untuk menampung pedagang kaki lima dan pejalan kaki. Namun, seiring berjalannya waktu, struktur tersebut menjadi kumuh dan terbengkalai.
Instruksi pembongkaran ini langsung menuai pro dan kontra. Banyak warganet yang mempertanyakan perlunya pembongkaran, menyarankan agar pemerintah kota fokus pada pembenahan dan peningkatan kebersihan area tersebut.
“Main bongkar saja padahal tinggal dibenahi saja,” tulis seorang pengguna Twitter (@ed***). Sentimen serupa juga diungkapkan oleh pengguna lain yang berpendapat bahwa pembongkaran merupakan solusi yang kurang bijak.
“Sampai kiamat pun Indonesia nggak akan maju kalau pemimpinnya seperti ini. Seharusnya diperbaiki nggak usah dibongkar,” ungkap pengguna Twitter lainnya (@yan***).
Perdebatan ini menyoroti perbedaan pendekatan dalam pengelolaan infrastruktur publik. Apakah solusi yang tepat untuk Teras Cihampelas adalah pembongkaran total, atau pembenahan dan revitalisasi untuk mengembalikan fungsinya sebagai ruang publik yang terawat? Pertanyaan ini kini menjadi perbincangan hangat di masyarakat dan menunggu jawaban dari pemerintah kota Bandung. Nasib Teras Cihampelas, warisan era Ridwan Kamil, kini berada di ujung tanduk.