Beritakota.id, Jakarta – Berdasarkan data terbaru, total investasi dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Timur tercatat sebesar Rp430 triliun.
Hal itu diungkapkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam Penerbitan dan Pembagian NIB untuk Pelaku UMK Perseorangan, belum lama ini.
Bahlil mengatakan, investasi UMKM di Jawa Timur meningkat dibandingkan saat ia masih menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada 2015-2019 lalu.
“Saat saya menjadi ketua umum Hipmi, investasi UMKM Jawa Timur lebih dari Rp300 triliun, sekarang mencapai Rp430 triliun,” ungkap Bahlil.
Bahlil mengatakan, UMKM adalah penopang perekonomian Indonesia. Bahkan, 97 persen lapangan pekerjaan disediakan oleh UMKM.
“Total itu Indonesia ada 131 juta lapangan pekerjaan, UMKM 120 juta,” imbuh Bahlil.
Tak ayal, UMKM menyumbang 60 persen terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional. Tak hanya itu, UMKM juga terbilang kebal dengan krisis.
“Krisis ekonomi periode 1998, defisit Indonesia mencapai 13 persen, inflasi 88 persen, cadangan devisa US$17 miliar, banyak kredit macet perusahaan besar, tapi UMKM bertahan, rasio kredit bermasalah hanya di bawah 2 persen,” jelas Bahlil.
Dia mengaku mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tak hanya mengurus proses perizinan perusahaan besar, tapi juga UMKM.
“Itu perintah pak presiden, mulai 2020 juga setiap investasi yang masuk ke daerah wajib bekerja sama dengan pengusaha daerah dan UMKM,” terang Bahlil.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mendapatkan tugas dari Jokowi untuk mengerek porsi kredit perbankan kepada UMKM dari 19 persen menjadi 30 persen.
“Presiden sudah menugaskan kami untuk menaikkan porsi kredit perbankan UMKM yang sekarang baru 19 persen,” ucap Teten.
Dia menyebut porsi kredit perbankan untuk UMKM jauh lebih rendah dari negara di Asia lainnya. Malaysia dan Thailand misalnya, porsi kredit perbankan untuk UMKM di dua negara itu mencapai lebih dari 40 persen.
“Korea Selatan 81 persen kredit perbankan untuk UMKM,” kata Teten.
Sebelumnya, Jokowi mengaku sedih karena porsi kredit perbankan untuk UMKM masih rendah. Ia minta porsinya naik menjadi 30 persen.
“Saya juga sedih melihat porsi pinjaman bank untuk UMKM hanya diberikan 20 persen,” kata Jokowi.
Namun, dia mengatakan tak bisa memaksa perbankan untuk menaikkan porsi kredit untuk UMKM menjadi 30 persen. Pasalnya, masing-masing bank memiliki perhitungan sendiri.
“Kami maksa pun tidak bisa. (Pihak bank mengatakan) kami bekerja berdasarkan kalkulasi. (Saya bilang) nggak-nggak, saya nggak minta banyak, saya minta minimal 30 persen,” pungkas Jokowi