Beritakota.id, Jakarta – Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan di hari Selasa (10/12/2024) karena investor dengan cemas menunggu laporan inflasi utama yang dapat memengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve minggu depan.
Di antara 11 sektor industri utama S&P 500, jasa komunikasi, menjadi sentiment utama yang naik dibantu kenaikan saham induk Google Alphabet setelah mereka meluncurkan chip baru. Sebaliknya, hambatan terbesar berasal dari sektor teknologi, yang kembali tertekan oleh aksi jual saham Oracle setelah perusahaan komputasi awan tersebut gagal memenuhi estimasi Wall Street pada laporan keuangan kuartal kedua mereka.
Pemberat lain di sektor teknologi adalah aksi jual sahan produsen chip setelah China mengumumkan pada hari Senin tentang penyelidikan terhadap Nvidia atas dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli negara tersebut. Penyelidikan tersebut secara luas dipandang sebagai pembalasan terhadap pembatasan terbaru Washington pada sektor chip China.
Indek S&P 500 berakhur turun 16,53 poin, atau 0,27%, hingga ditutup pada 6.036,32 poin, sementara Nasdaq turun 49,45 poin, atau 0,25%, hingga ditutup pada 19.687,24. Dow Jones turun 143,46 poin, atau 0,32%, hingga ditutup pada 44.259,60.
Baca juga : Pasar Tenaga Kerja AS Masih Kuat, Inflasi Masih Hangat
Pasar Menantikan Data Inflasi
Selanjutnya pasar akan menantikan data Indeks Harga Konsumen bulan November, yang akan dirilis pada hari Rabu. Data ini merupakan salah satu laporan utama terakhir menjelang pertemuan Fed pada tanggal 17-18 Desember. Inflasi utama diperkirakan akan sedikit meningkat pada bulan November menjadi 2,7% dari 2,6% pada bulan Oktober. Laporan Indeks Harga Produsen akan menyusul pada hari Kamis.
Sebagian pelaku pasar mengambil sikap “menunggu dan melihat” menjelang data CPI dan PPI minggu ini. Mereka ingin melihat angka yang tidak akan terlalu mengganggu Fed dalam pertemuan mereka di minggu depan. Jika CPI sesuai dengan perkiraan, semuanya akan terasa jelas bagi Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan.
Dengan tingkat keyakinan sebesar 86% untuk penurunan suku bunga minggu depan, dimana angka ini telah melonjak setelah berita di hari Jumat tentang peningkatan pengangguran bersamaan dengan pemulihan pertumbuhan lapangan kerja, yang telah melambat pada bulan Oktober.
Potensi Istirahat Sejenak Paska Reli Sepanjang Tahun Ini
Melihat kenaikan S&P 500 sekitar 27% sepanjang tahun ini, investor bersikap hati-hati menjelang data ekonomi dan pertemuan Fed. Ada potensi pasar beristirahat sejenak, dengan mencermati tanda-tanda bahwa bank sentral AS akan menghentikan siklus pelonggarannya pada bulan Januari, setelah sejumlah pejabat Fed minggu lalu mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih lambat karena ekonomi yang tangguh. Hal yang terpenting bukan apa yang akan dilakukan Fed minggu depan, tetapi apa yang mereka katakan tentang lintasan suku bunga di masa mendatang.
Di antara penggerak saham individu, perusahaan perangkat lunak MongoDB, melemah meskipun menaikkan perkiraannya untuk hasil tahunan. Saham Walgreens Boots Alliance, menguat setelah laporan bahwa perusahaan tersebut sedang dalam pembicaraan untuk menjual dirinya kepada perusahaan ekuitas swasta Sycamore Partners.
Saham Alaska Airlines naik karena perusahaan itu menaikkan perkiraan laba kuartal keempatnya, sementara Boeing menguat setelah Reuters melaporkan bahwa pembuat pesawat itu memulai kembali produksi jet 737 MAX-nya minggu lalu. Saham pembangun rumah mewah Toll Brothers turun setelah hasil kuartalannya melampaui ekspektasi tetapi perkiraan kuartalnya saat ini mengecewakan. (Lukman Hqeem)
Respon (1)