Jokowi Resmikan Smelter Freeport di KEK Gresik, Jawa Timur

Presiden Joko Widodo dalam acara groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik, Jatim, Selasa (12/10/2021). (Foto: BPMI Setpres/Lukas)

Beritakota.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur, pada Senin (23/9/2024).

Acara peresmian direncanakan berlangsung mulai pukul 15.30 WIB. Untuk diketahui, smelter ini telah lebih dulu diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Juni lalu.

Airlangga menyatakan, pembangunan smelter Freeport merupakan bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Peresmian smelter ini dianggap sebagai langkah penting program hilirisasi mineral mentah Indonesia, khususnya tembaga.

Baca Juga: Setelah Lengser, Jokowi Kembali ke Solo

“Setelah nikel kita stop tahun 2020, tembaga 2 tahun lalu kita stop. Minggu depan akan ada 2 smelter besar yang investasinya kurang lebih Rp 50-60 triliun sudah beroperasi, yaitu di Amman di Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) dan Freeport di Gresik,” ungkap Jokowi.

Kepala Negara menyoroti fakta bahwa selama 55 tahun beroperasi di Indonesia, PT Freeport tidak pernah membangun smelter untuk mengolah hasil tambang dari dalam negeri.

Akibatnya, Indonesia hanya mendapatkan sedikit nilai tambah dari kegiatan pertambangan tersebut.

Saat ini, kepemilikan saham pemerintah Indonesia di Freeport telah mencapai 51%, meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 9%.

Bahkan , Jokowi menyatakan bahwa dalam waktu dekat, kepemilikan saham pemerintah akan mencapai 61%.

Menurut Presiden, dengan beroperasinya smelter di Gresik, jumlah emas yang selama ini “hilang” dibawa ke luar negeri akan terlihat jelas.

“Perkiraan saya pertahun mungkin 40-50 ton. Itu baru perkiraan nebak-nebak, tapi nanti kalau sudah berproduksi baru kita tahu betul, ada emasnya sekian ton per tahun,” tutur Jokowi.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, smelter baru PTFI memiliki kapasitas produksi 1,7 juta ton untuk memurnikan konsentrat tembaga.
Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter ini juga akan memproduksi.

Lumpur anoda yang akan dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak batangan
Platinum Group Metals (PGM)

Hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter tembaga ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun. Smelter ini diklaim sebagai fasilitas dengan desain single line terbesar di dunia.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *