Kecelakaan Maut Libatkan Truk, Aptrindo Akui Adanya Fenomena Perang Tarif

Danone Buka Suara Soal Insiden Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi

Beritakota.id, Jakarta – Ketua DPP Aptrindo Gemilang Tarigan angkat bicara terkait kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi. Ia pun mengungkap adanya fenomena perang tarif dan muatan pengusaha truk.

Menurutnya, memang ada perang tarif yang tidak sehat di bisnis transportasi barang. Imbas perang tarif, para pengusaha truk berupaya menekan biaya sedalam-dalamnya agar mendapatkan tender dari perusahaan pemilik barang.

“Kan berlomba-lomba tuh. Namanya tender kan siapa yang murah itu yang dipakai. Jadi, konsekuensinya murah berarti menambah daya angkut truk,” kata Gemilang, dikutip Jumat (7/2/2025).

“Ini disenangi oleh pemilik barang, apalagi yang tidak concern terhadap keamanan,” imbuhnya.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Ciawi, Komisi V DPR Minta Perketat Pengawasan Kendaraan Niaga

Dia mengibaratkan standar pengangkutan misalnya menumpuk enam kardus barang. Para pengusaha bisa menumpuk barang hingga delapan kardus demi bisa mendapatkan lebih banyak uang.

Selain itu, oknum pengusaha truk ada juga yang menggunakan mobil-mobil tua. Gemilang menyebut perusahaan-perusahaan itu juga tidak melakukan perawatan kendaraan secara baik.

“Kalau sudah perang muatan, bagaimana sopirnya bisa mendapatkan hasil yang menyenangkan? Kadang kala mereka kerja sampai larut malam,” ujarnya.

Gemilang mengatakan sebenarnya para pengusaha truk dalam kondisi terjepit. Pada satu sisi, terlalu banyak truk yang ada di Indonesia karena tak ada pembatasan usia kendaraan. Jumlah truk di Indonesia mencapai 5,5 juta unit.

Sementara itu, permintaan truk pengangkut barang tidak bertambah secara signifikan. Terlebih lagi, banyak perusahaan pengguna jasa truk yang ingin harga serendah-rendahnya.

“Kami pengusaha angkutan terjepit. Di satu sisi kita harus bekerja, tapi kita harus bersaing dengan perang yang tidak sehat. Kalau sudah kecelakaan seperti itu, mungkin keuntungan setahun juga tidak menutup,” ucap Gemilang.

Dia pun berharap pemerintah turun tangan mengatasi hal ini. Langkah perbaikan bisa dimulai dengan membatasi usia kendaraan agar tak terlalu banyak truk yang bisa beroperasi.

Pemerintah juga diminta memperketat uji kelaikan kendaraan. Dia berharap ada peran pemerintah mengawasi pengusaha-pengusaha truk ataupun perusahaan pengguna jasa yang coba mengakali aturan.

Seperti diketahui, kecelakaan maut di di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2) malam. Kecelakaan dipicu truk pengangkut galon air yang mengalami rem blong. Imbas kecelakaan, delapan orang meninggal dan belasan lainnya terluka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *