Kromoleo, Teror Rombongan Hantu Semalam

Beritakota.id, Jakarta – Imperial Pictures bekerja sama dengan Pilar Film dan Umbara Brothers dengan bangga mempersembahkan film Kromoleo, Teror 1 malam, Sebuah film horor arahan sutradara box-office Anggy Umbara yang mengangkat cerita masyarakat dari Jawa Tengah.

Diproduksi dengan pencapaian teknis yang mumpuni, Kromoleo akan menggentayangi bioskop-bioskop di seluruh Indonesia mulai tanggal 22 Agustus 2024. Film ini berkisah tentang Zia (Ratu Sofya), yang sedari kecil tinggal di kota dan jauh dari keluarganya, memutuskan untuk mengunjungi pemakaman ibunya di desa.

Meski sudah dilarang oleh kakeknya, Danang (Tio Pakusadewo) seorang pemangku desa yang mengetahui alasan dibalik mengapa Zia dilarang untuk menginjakkan kaki di desa pun gusar.

Kepala desa meminta warga untuk sembunyi di rumah dan melarang warga keluar di małam hari. Di Malam itu kromoleo – sebutan untuk rombongan hantu pembawa keranda mayat – muncul meneror desa. Dipercaya, siapapun yang menyaksikan langsung kromoleo akan mati.

Baca juga: MARNI: The Story Of Wewe Gombel Perpaduan Film Horor dan Action

Ditemani oleh Dika (Abun Sungkar), Zia menuntut kakeknya memberi jawaban atas alasan mengapa selama ini dia dilarang kembali ke desa setelah ayahnya menghilang. Hingga akhirnya, mereka bertemu kromoleo dan terungkap lah misteri yang selama ini ditutupi. Zia pun harus mengambil keputusan emosional buat dirinya untuk bisa mengakhiri teror ini.

Cerita Kromoleo muncul di Desa Majenang, Jawa Tengah pada tahun 1994. Dari sepenggal dialog yang terdengar, film ini juga bakal mengangkat tentang ilmu rawa rontek, sebuah ajian yang memungkinkan seseorang kebal senjata dan tidak akan bisa mati sekalipun kepalanya dipenggal selama ia menginjakkan kakinya di tanah. Elemen-elemen kelokalan ini adalah kombinasi yang berjasa menjadikan Kromoleo sajian film horor yang unik dan berkesan.

Anggy Umbara mengungkapkan alasan dibalik ketertarikannya pada proyek-proyek film yang memuat dua unsur tersebut.

“Local value selalu menarik untuk diangkat menjadi film. Selain akan membuka wawasan penonton secara lebih lebar dan mendalam, unsur kelokalan pasti mempunyai kedekatan tersendiri dengan masyarakat Indonesia secara khusus sebagai faktor human interest yang kuat di dalam cerita,” jelas Anggy.

Lebih lanjut menurut Anggy, cerita-cerita dengan unsur lokal yang kuat, bisa disignifikansi dengan pendekatan yang humanis.

“Nilai sosialnya misalnya, sangat bisa related dengan masyarakat luas, khususnya penonton film dan pecinta horor Indonesia,”ujarnya.

Kromoleo menandai kolaborasi ke tiga antara bintang belia Ratu Sofya dengan Anggy Umbara. Kendati di dua film sebelumnya juga merupakan film horor, Ratu mengaku tetap mendapatkan pengalaman berharga yang baru dari kerja samanya dengan Anggy.

“Di project ini, aku belajar banyak tentang karakterisasi sama Mas Anggy. Karena peran yang aku mainin cukup berbeda dibanding film-film sebelumnya, aku belajar banget gimana untuk bisa masuk ke karakter ini secara baik,” ujar Ratu.

Ia menambahkan, selain karena sudah merasa nyaman bekerja sama dengan Anggy, alasannya tertarik untuk bergabung dalam film ini adalah karena naskahnya yang unik. “Cerita dan karakter yang aku mainin di sini tuh gong banget. Terlebih, aku juga suka banget sama film horor yang ada unsur action dan gore-nya, makanya aku pengin banget gabung di film ini,” tukasnya.

Produser Hartawan Triguna berharap Kromoleo bisa menjadi salah satu film sukses Anggy Umbara. “Di film ini, Anggy benar-benar menunjukkan kelebihan dan keterampilannya sebagai salah satu sutradara luar biasa yang dimiliki negeri ini,” kata Hartawan. “Terlebih lagi, Kromoleo yang diangkat berdasarkan kisah nyata yang sebelumnya belum pernah difilmkan. Hal ini akan sangat sayang jika dilewatkan oleh penonton Indonesia,” tambah Hartawan.

Bagi Eksekutif Produser Peter Surya Wijaya “Untuk film komersial, saya mengharapkan yang terbaik di film Mas Anggy. Tapi, yang terpenting buat saya adalah mengeksplorasi dan mengembangkan kebudayaan Indonesia ke layar lebar” selain itu Peter menambahkan upaya eksplorasi nilai kelokalan Indonesia, yang tak kalah penting ditawarkan oleh Kromoleo adalah value yang sifatnya lebih fundamental.

“Ini bukan sekadar film horor biasa. Ada nilai kekeluargaan dan cinta kasih yang bisa dipetik dan dibawa pulang oleh siapa pun setelah menontonnya,” pungkasnya.

Kromoleo juga dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat antara lain Ratu Sofya, Tio Pakusadewo, Abun Sungkar, Cornelio Sunny, Aline Fauziah, Rukman Rosadi, Totos Rasiti, Vonny Anggraini, dan Dayu Wijanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *