Dalam kesempatan yang sama, Baso menegaskan tak ada pembakaran rumah ibadah dalam peristiwa itu.
“Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar,” tegasnya.
Menurutnya, yang dibakar oleh pelaku hanya rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat.
“Di lokasi TKP ada 50 rumah transmigrasi setempat dan 50 rumah itu ada sembilan yang dihuni tetap kalau yang lainnya kembali,” katanya.
Dia menambahkan, dari sembilan rumah ini dihuni bukan hanya warga dari satu suku dan agama saja, namun terjalin toleransi yang sangat bagus di lokasi itu.
Pascaperistiwa itu, situasi di lokasi sudah kondusif. Aparat keamanan sudah melakukan trauma heling kepada warga setempat untuk takut terkait kejadian itu.
Bahkan, kata dia, saat ini di lokasi telah ditempatkan sejumlah personel aparat keamanan.
Baso berpesan agar masyarakat tidak terprovokasi, karena tujuan pelaku melakukan aksinya agar terjadi perpecahan kesatuan, khususnya menjelang Pilkada ini.