Beritakota.id, Jakarta – Dolar AS melayang-layang, mendekati level tertinggi dalam masa tiga minggu ini terhadap mata uang utama lainnya. Para pedagang pada hari Selasa (15/07/2025) memilih untuk menunggu rilis data inflasi AS, yang dianggap dapat memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter kedepannya.
Penguatan Dolar AS juga didukung kenaikan imbal hasil Obligasi AS. Para investor sendiri turut mempertimbangkan potensi keluarnya Jerome Powell dari Federal Reserve setelah Presiden Donald Trump memberikan kritikan terhadap ketua bank sentral tersebut.
Pasar uang hanya merespon sedikit terhadap data ekonomi Cina, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,2% pada kuartal terakhir. Hasil ini memang sedikit melampaui perkiraan awal.
Dolar AS sedikit berubah pada 147,62 yen, setelah sebelumnya naik ke level tertinggi sejak 23 Juni di 147,89 yen. Indek dollar AS (DXY) sedikit melemah ke 98,003, tidak jauh di bawah puncak semalam di 98,136, level tertinggi sejak 25 Juni. Euro dalam perdagangan EUR/USD menguat tipis ke $1,1681, setelah merosot ke $1,1650 pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak 25 Juni.
Baca Juga : Dolar AS Menguat, Bank Sentral AS Waspadai Inflasi
Ketua The Fed Powell mengatakan ia memperkirakan inflasi akan meningkat musim panas ini sebagai akibat dari tarif, yang diperkirakan akan membuat bank sentral AS menahan suku bunga hingga akhir tahun. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi umum akan meningkat menjadi 2,7% secara tahunan, naik dari 2,4% pada bulan sebelumnya. Inflasi inti diperkirakan akan naik menjadi 3,0%, dari 2,8%.
Jika inflasi gagal terwujud atau tetap stabil, pertanyaan mungkin muncul terkait keputusan The Fed baru-baru ini untuk tidak memangkas suku bunga, yang berpotensi mengintensifkan seruan untuk pelonggaran moneter.
Seruan dari Gedung Putih untuk perubahan kepemimpinan di The Fed mungkin meningkat. Trump pada hari Senin kembali menyerang Powell, dengan mengatakan suku bunga seharusnya berada di level 1% atau lebih rendah, alih-alih kisaran 4,25% hingga 4,50% yang dipertahankan The Fed sejauh ini tahun ini.
Para pedagang memiliki keyakinan bahwa The Fed akan memangkas sekitar 50 basis poin pada akhir tahun, dengan penurunan seperempat poin pertama diperkirakan kemungkinan terjadi pada bulan September.
Jika Powell pergi, diyakini kurva imbal hasil Obligasi AS akan menanjak tajam, dimana dalam jangka pendek diperkirakan pemotongan suku bunga yang lebih awal. Sementara itu, hilangnya kepercayaan terhadap stabilitas harga akan berdampak pada imbal hasil obligasi 10 tahun dan 30 tahun yang jauh lebih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok melampaui perkiraan pasar pada kuartal kedua – meskipun sedikit melambat dari tiga bulan sebelumnya – sebagai tanda ketahanan terhadap tarif AS. Pada saat yang sama, para analis memperingatkan adanya kelemahan mendasar dan meningkatnya risiko di akhir tahun yang akan meningkatkan tekanan pada Beijing untuk meluncurkan lebih banyak stimulus.
Aussie dalam perdagangan AUD/USD stabil di $0,6548. (Lukman Hqeem)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan