MIND ID Dorong Pengembangan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

MIND ID Dorong Pengembangan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
MIND ID Dorong Pengembangan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Beritakota.id, Jakarta – MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, terus mendorong pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia melalui proyek hilirisasi mineral nikel melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

MIND ID telah berkolaborasi dengan PT ANTAM Tbk untuk mempercepat pengembangan ekosistem EV Battery, termasuk proyek pabrik baterai kendaraan listrik bersama perusahaan baterai terkemuka asal China, Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL).

Proyek ini melibatkan investasi dalam smelter nikel berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF), kawasan industri, serta smelter berbasis high pressure acid leaching (HPAL), yang konstruksinya dijadwalkan dimulai pada tahun 2025.

Baca juga: Grup MIND ID Tingkatkan Akses Pendidikan Masyarakat di Lingkaran Tambang

Langkah-langkah ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian jual beli (sales purchase agreement/SPA) saham pada anak usaha Antam, PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Feni Haltim (FHT), dengan anak usaha CATL, HongKong CBL Limited (HKCBL), anak usaha Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL), yang terjadi pada 28 Desember 2023.

Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf, menyatakan bahwa langkah-langkah ini sejalan dengan amanat Presiden RI Joko Widodo untuk mempercepat penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Kerja sama antara Antam dan CATL bertujuan untuk mengembangkan ekosistem pembuatan pabrik baterai EV dari hulu ke hilir, mencakup penambangan bijih nikel, smelter RKEF dan kawasan industri, smelter HPAL, pabrik bahan baterai, pabrik sel baterai, dan pabrik daur ulang baterai.

Heri menjelaskan bahwa pada tahun ini, fokusnya adalah menandatangani kontrak untuk RKF dan HPAL, kemudian dilanjutkan dengan tahap-tahap berikutnya, seperti produksi nickel sulfat, dan seterusnya.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *