Beritakota.id, Brebes – Banjir yang melanda Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, merendam lahan pertanian dan mengancam produksi pangan.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI langsung turun lapangan untuk meninjau infrastruktur irigasi dan memastikan produksi pangan di “Kota Bawang Merah” tetap terjaga sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.
Peninjauan yang dilakukan Senin (27/1/2025) meliputi Jembatan Kali Derpa Desa Kertabesuki, tanggul Sungai Pemali, dan terowongan Tol Desa Sidamulya di Kecamatan Wanasari.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Dr. Yudi Sastro Sp.Mp, menekankan pentingnya menjaga produktivitas pertanian Brebes, khususnya pada bulan Februari, Maret, dan April.
Dia ingin memastikan tidak ada hambatan, baik dari segi irigasi maupun ketersediaan pupuk.
Sesuai arahan Presiden, Kementan akan mencari potensi perluasan Luas Tambah Tanam (LTT) untuk mendukung swasembada pangan.
Yudi mengatakan perlu percepatan pengolahan lahan pasca panen untuk meningkatkan produktivitas.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan produksi padi, bawang merah, cabai, dan komoditas hortikultura lainnya agar Brebes tetap menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Kementan memastikan ketersediaan pupuk bagi petani dan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk menormalisasi jaringan irigasi dan pembangunan bendungan.
Kerjasama dengan BBWS, TNI, dan Polri juga dijalin untuk mendukung program ini. Pemerintah juga memberikan insentif berupa Harga Beli Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kg untuk memotivasi petani.
Terkait bencana hidrometeorologi, Yudi menegaskan pentingnya kerja sama antar instansi untuk penanggulangan banjir, seperti yang telah dilakukan di Cirebon sebelumnya.
Pj. Bupati Brebes, Ir. Djoko Gunawan MT, menyatakan dukungan penuh terhadap program swasembada pangan nasional dan mengapresiasi bantuan dari pemerintah pusat. Ia berharap normalisasi sungai, irigasi, dan bendungan dapat segera terealisasi.
Gapoktan Desa Kertabesuki, Didi, menyampaikan kendala LTT di desanya (400-500 hektar) yaitu ketidakmampuan Sungai Derpa menampung air saat musim hujan, menyebabkan genangan di persawahan.