Beritakota.id, Jakarta – Menjelang hari jadi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menggelar Festival Literasi Nusantara.
Pada 17 Mei 2024, Perpusnas merayakan hari ulang tahun ke-44 dengan mengusung tema “44 Tahun Merajut Asa Melayani Negeri untuk Mencerdaskan Bangsa”. Salah satu kegiatan dalam Festival Literasi Nusantara adalah pameran.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Mariana Ginting menyatakan pameran ini diharapkan dapat menginspirasi, memotivasi, dan memberikan akses kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengeksplorasi dunia literasi.
Dia menjelaskan, di usia lebih dari empat dekade, pelayanan Perpusnas telah diakui secara nasional maupun dunia. “Sebuah lembaga yang tidak hanya melayani anggota perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu, tetapi juga melayani anggota masyarakat dari semua lapisan dan golongan, serta masyarakat mancanegara yang sangat membutuhkan informasi yang bersumber dari koleksi Perpustakaan Nasional,” ujarnya saat membuka Festival Literasi Nusantara di Lobi Plaza Perpusnas, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Dijelaskan bahwa tema yang diusung pada tahun ini merupakan cerminan dari komitmen teguh Perpusnas untuk terus berperan serta dalam mencerdaskan bangsa melalui literasi.
“Mendukung pembudayaan gemar membaca serta meningkatkan kecakapan literasi masyarakat, Perpusnas di tahun 2024 memiliki program unggulan yakni Penyaluran Bantuan Bahan Bacaan Bermutu masing-masing sebanyak 1.000 judul untuk 10.000 desa,” jelasnya.
Selain bantuan buku berkualitas, Perpusnas berupaya meningkatkan literasi masyarakat, khususnya anak-anak, dengan menginisiasi kegiatan Program Terpadu Jelajah Literasi Nusantara (Protap Jelita). Dia menyampaikan apresiasi kepada masyarakat, terutama generasi muda yang telah hadir. Menurutnya, literasi merupakan kunci utama pembangunan intelektual dan sosial bangsa.
Festival Literasi Nusantara diisi dengan beragam kegiatan seperti Pekan Literasi Seajrah (lokakarya teknik pewarnaan kain, gelar wicara), pagelaran pameran, bazar, lokakarya naskah kuno Nusantara, seminar, peluncuran dan bedah buku, nonton bareng film edukatif, lomba mewarnai, pentas musik, dan hiburan lainnya bagi masyarakat.
Sementara itu, pada sesi gelar wicara yang mengangkat tema “Literasi Cerdas, Indonesia Hebat”, budayawan Yahya Andi Saputra menegaskan budaya baca harus ditanamkan sejak usia dini karena menurutnya, terdapat beberapa informasi sejarah yang salah.
“Informasi terhadap sejarah kita kacau karena kita telah salah memberikan penghormatan kepada tokoh-tokoh maupun tempat yang sebenarnya. Sebaiknya pemahaman sejarah Nusantara harus dimulai dari Jakarta karena kota ini adalah kota keramat yang penuh dengan peristiwa sejarah yang telah dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia,” ucapnya.
Baca juga: Perpusnas Akan Gelar Rakornas Bidang Perpustakaan dan Peringatan Hari Jadi ke-44 Tahun
Dia menjelaskan, upaya untuk meningkatkan kegemaran membaca anak sekaligus meluruskan literasi sejarah yang selama ini keliru dipahami oleh masyarakat, dengan menjadikan perpustakaan sebagai rumah.
“Pertama, perpustakaan wajib dijadikan sebagai rumah yang asyik buat anak-anak maupun masyarakat pada umumnya. Sejatinya perpustakaan adalah rumah ilmunya masyarakat, jadi fasilitasnya harus disesuaikan, pokoknya mereka girang kalau ke perpustakaan karena selain tempatnya yang nyaman, wawasan ilmu mereka juga terbuka,” terangnya.
Sosok sahibul hikayat Betawi ini menambahkan dalam perspektif masyarakat Betawi, ‘rumah’ menyimbolkan pintu harapan dan cita-cita yang menunggu untuk diraih di masa depan.
Sementara itu, Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Agus Sutoyo menerangkan pihaknya menginisiasi Program Terpadu Jelajah Literasi Nusantara (Protap Jelita). Program ini merupakan upaya pembudayaan kegemaran membaca masyarakat.
“Perpusnas memiliki 17 unit kerja yang masing-masing memiliki program dan perlu untuk diintegrasikan agar literasi masyakarat meningkat. Dengan adanya Protap Jelita diharapkan kegiatan-kegiatan yang digagas di tiap unit kerja bisa lebih semarak lagi, sehingga anak-anak dapat mengenal arti kata literasi dengan baik. Hal itu sesuai dengan maksud dari pembudayaan gemar membaca yang diamanatkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan menjadi tugas seluruh komponen masyarakat,” urainya.