PNM Sebut Holding Bersama BRI dan Pegadaian Datangkan Benefit Pendanaan

Beritakota.id, Jakarta – Manajemen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berharap skema holding perusahaan pembiayaan mikro pelat merah yaitu BRI, PT Pegadaian, dan PNM dapat mendatangkan benefit dari sisi pendanaan bagi perseroan.

Menurut manajemen PNM seperti disampaikan VP Keuangan dan Operasional, Sunar Basuki, rencana pembentukan holding yang digagas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakan berdampak positif bagi perseoran. Apalagi, komitmen skema holding tersebut tidak akan mengubah model bisnis PNM.

“Kami mendukung kolaborasi ultramikro. Ini akan baik bagi BUMN dan bagi negara,” ujar Sunar dalam telekonferensi pers, Kamis (10 Desember 2020).

Dia juga menuturkan pada 2021 PNM menargetkan kebutuhan pendanaan senilai Rp16 triliun hingga Rp18 triliun. Untuk memenuhi target tersebut, perseroan bakal menjajaki sumber dana dari berbagai macam upaya aksi korporasi.

“Sumbernya bisa dari pasar modal maupun pinjaman perbankan. Kami juga menjajaki kemungkinan sumber pendanaan internasional,” kata Sunar.

Sebelumnya, Ayojakarta pernah menghubungi Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, untuk menanggapi rencana Erick tersebut. Yusuf menilai Erick memang gencar melakukan perampingan BUMN yang relatif tak efisien dan terus mengalami kerugian dan di satu sisi langkah holding memang diperlukan.

Namun, penggabungan BRI, Pegadaian, dan PNM di sisi lain juga membingungkan. Pasalnya, ketiga perusahaan BUMN tersebut tidak mengalami permasalahan, terutama jika menyoroti Pegadaian yang model bisnisnya agak berbeda dengan kedua perusahaan BUMN itu.

“Ke depan, tentu ini perlu diperhatikan pemerintah. Penggabungan BUMN harus melakukan penyesuaian terkait siapa yang akan menjalankan fungsi kebijakan perusahaan, keuangan, dan investasi?”ujar dia

Yusuf pun mempertanyakan bentuk sinergi yang diharapkan oleh pemerintah. Pasalnya, hal lain yang harus diperhatikan ialah resistensi dari sumber daya manusia (SDM) dari ketiga perusahaan BUMN tersebut. Mengingat value yang dipegang SDM oleh Pegadaian, BRI, PNM berbeda dan perlu dilakukan penyesuaian ketika digabung.

“Makanya, bagaimana bentuk sinergi yang diharapkan? Apakah digabung atau hanya menyelaraskan program?” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *