Beritakota.id, Jakarta – Sektor makanan dan minuman (mamin), merupakan sektor yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi dan banyak menyerap tenaga kerja. Untuk itu event yang digelar Perkumpulan Penyelenggaraan Jasa Boga Indonesia (PPJI) Expo 2022, diharapkan menjadi momen kebangkitan pelaku usaha jasa boga (katering).
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, selama pandemi Covid-19 industri jasa boga mengalami masa sulit. Untuk itu penyelenggaraan event PPJI Expo 2022 menjadi pendorong ekonomi di sektor usaha penyelenggaraan pernikahan khusus katering.
“Saya mengapresiasi PPJI di tengah pandemi masih terus semangat mengerakkan perekonomian para anggotanya,” imbuh Menteri Teten saat membuka PPJI Expo 2022 di Smesco Indonesia. Jakarta, Sabtu (5/2/). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Perkumpulan Penyelenggaraan Jasa Boga Indonesia (PPJI) Irwan Iden Gobel, Ketua PPJI DPD DKI Jakarta Siti Jumiadini dan Dirut Smesco Indonesia Leonard Theosabrata.
Berdasarkan Data BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat pada 2020, proporsi tenaga kerja yang diserap oleh sektor makanan dan minuman mencapai 3,75 persen atau hampir 5 juta penduduk Indonesia. Ini merupakan indikasi krusial peran sektor tata boga dalam perekonomian.
Selain itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada kuartal I-2021 mencapai 2,45 persen. Pada kuartal II-2021, industri makanan dan minuman tumbuh 2,95 persen secara year on year (yoy). Dan, secara quarter to quarter (qoq) industri ini tumbuh 2,37 persen.
“Dari data BPS ini, artinya di tengah pandemi masih bisa tumbuh, sangat luar biasa,” kata MenKopUKM.
Untuk nilai ekspor sektor makanan dan minuman tercatat mencapai 31,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 449,1 triliun pada 2020. Jumlah itu meningkat 13,94 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 27,4 miliar dolar AS (Rp 394,4 triliun).
“Saya optimis kalau pandemi bisa diatasi dengan baik, kita pasti berhasil nilai ekspor akan tumbuh lebih baik dari dari sekarang ini,” ujar Menteri Teten.
Ia mengatakan, saat ini melihat penyelenggaraan acara pernikahan merupakan salah satu media mengangkat kekayaan budaya di Indonesia, melalui hidangan yang disajikan, souvenir dan aksesoris pendukung tema penyelenggaraan acara.
“Agregasi produk, jasa dan pelaku UMKM diharapkan mampu meningkatkan penggunaan produk dan jasa lokal dan dengan skala ekonomi meningkatkan daya saing,” ujar Teten.
MenKopUKM berharap, PPJI dapat berperan sebagai agregator bagi para pelaku UMKM binaannya untuk melakukan ekspor, mengingat PPJI memiliki sekitar 3.000 anggota di seluruh Indonesia.
Menurutnya, saat ini terdapat beberapa UKM yang telah melakukan agregasi ekspor bagi produk UMKM lainnya ke beberapa negara. Diharapkan PPJI juga menjadi agregator bagi anggotanya. Bisa membawa anggota sampai menembus ke luar negeri.
Atas diselenggarakannya PPJI Expo 2022, Menteri Teten berharap, kerja sama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan asosiasi dan berbagai pihak dapat terus dijaga. “Kepada seluruh peserta pameran, saya harapkan kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk berjejaring sekaligus mempromosikan produk dan jasanya,” pungkas Teten.
Di kesempatan yang sama, Ketua PPJI DPD DKI Jakarta Siti Jumiadini menegaskan, event ini menjadi momentum titik balik pelaku usaha, khususnya industri jasa boga. “Meski saat ini masih khawatir karena pandemi, tetapi kami optimis ekonomi bisa stabil dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Dan apa yang kami lakukan bisa memotivasi para pelaku usaha,” kata Siti.
Secara virtual, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, industri kuliner mengalami tantangan yang luar biasa saat pandemi lantaran adanya pembatasan kegiatan masyarakat. “Acara PPJI Expo 2022 sangat disambut baik, agar pelaku usaha bisa bangkit lagi, serta terus melakukan terobosan,” harap Anies.
Strategi Transformasi KemenKopUKM
Teten menegaskan, tahun ini Indonesia mulai memasuki tahap pemulihan ekonomi UMKM dan koperasi yang lebih cepat dan transformatif. Strategi Transformasi KUMKM dan Wirausaha Kementerian Koperasi dan UKM. Yakni, transformasi Usaha Informal ke Formal (16 persen Usaha Mikro Informal bertransformasi ke Formal, 26,5-30,8 persen Proporsi UMKM Mengakses Kredit Lembaga Keuangan Formal).
Kedua, tranformasi Kedalam Rantai Pasok (15,7-17 persen lersentase Kontribusi UKM terhadap Ekspor Non Migas). Ketiga, modernisasi koperasi dengan target 500 Koperasi Modern. Keempat, pertumbuhan Wirausaha Produktif (2,5-4 persen Persentase Pertumbuhan Wirausaha, Penumbuhan 500 Start-Up). Kelima, transformasi digital dan pemanfaatan Teknologi, dengan target hingga 30 juta UMKM Onboarding Digital pada 2024.
“KemenKopUKM siap berkolaborasi membangun ekosistem inovatif bersama seluruh stakeholder dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan, yang berdampak positif bagi penumbuhan ekonomi nasional,” kata Teten.