Beritakota.id, Jakarta – Aktivis Muda NU Dewa Micko mengatakan, sudah sangat tepat Prabowo Subianto menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.
Dewa mengungkapkan, Senin (17/7) di kediamannya, sejarah sudah membuktikan sosok Gus Muhaimin yang menahkodai PKB selalu jadi penentu kemenangan di setiap Pilpres. Berkaca dari pengalaman beberapa Pilpres dari sejak terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bisa sampai dua periode. Begitu pula dengan terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai orang nomor satu di Indonesia. Menurut Dewa, keberhasilan itu tidak terlepas dari kepiawaian Gus Muhaimin.
“Bisa kita lihat sejak SBY – JK (Jusuf Kalla), lalu SBY – Budiono langgeng sepuluh tahun. Setelah itu PKB bergabung ke Jokowi – JK dan Jokowi – Kyai Ma’ruf Amin, Jokowi pun langgeng 10 tahun, secara tidak langsung sosok Gus Muhaimin adalah penentu kemenangan,” ungkap Dewa.
Dewa juga menuturkan, perjalanan perpolitikan Prabowo Subianto selama mengikuti kontestasi Pilpres selalu gagal karena PKB tidak masuk dalam koalisi pengusung maupun pendukung.
Dewa pun membeberkan data perjalanan sejarah kekalahan Prabowo pada beberapa Pilpres sebelumnya.
Pertama, tahun 2009 Gerinda – PDIP pasangan Mega Pro kalah. Kedua, tahun 2014 koalisi Gerinda, Golkar, PAN, PPP, PKS mengusung Prabowo – Hatta kalah.
“Terakhir di Pilpres 2019, Gerindra bersama PAN, PKS dan Demokrat mengusung Prabowo-Sandi juga kalah,” ungkap Dewa.
Sementara, data pilpres perjalanan sejarah partai-partai yang koalisi dengan PKB selama ini selalu keluar sebagai pemenang. Mulai dari tahun 1999 koalisi PKB – PDIP menang, lalu di tahun 2004 dan 2009 koalisi PKB dengan Demokrat menghantarkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dua periode.
“Di tahun 2014, PKB berada di koalisi pengusung Joko Widodo – Jusuf Kalla dan menang. Dan terakhir di tahun 2019 PKB berada di koalisi pengusung Jokowi – KH Ma’ruf Amin juga menang,” beber Dewa.
Dewa pun berkesimpulan, dari runutan sejarah pilpres selama Gus Muhaimin Iskandar menahkodai PKB, siapapun kontestan Capres pasti keluar sebagai pemenang. Saat ini, PKB bersama Gerindra berada dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
“Jadi Pak Prabowo Subianto sangat membutuhkan PKB (Gus Muhaimin) kalau ingin menang,” ujarnya.
Selama ini, lanjut Dewa, kekalahan Prabowo pada Pilres sebelumnya salah satunya adalah lantaran Prabowo tidak menguasai Jawa Timur dan kalah di sana. Menurut Dewa, jika kali ini Prabowo berpasangan dengan Gus Muhaimin, Prabowo bisa menang karena PKB memiliki basis massa yang besar di Jawa Timur.
“Jawa Timur itu basisnya PKB. Karenanya, jika mau menang, kuncinya ada di Gus Muhaimin. Saya yakin kalau Prabowo menggandeng Gus Muhaimin, kali ini mereka akan menang,” tegasnya.
“Belum lagi yang di luar pulau Jawa dengan mengoptimalkan seluruh kader Biru Kuning,” sambungnya.
Karenanya, ia pun mendesak agar Partai Gerindra yang dinahkodai Prabowo Subianto dan PKB yang dinahkodai Gus Muhaimin segera melakukan Deklarasi pencalonan Capres – Cawapres pada Pilpres 2024.
“Pasangan ini sudah sangat ideal sebagai pengganti dan penerus Pak Jokowi dalam memimpin Republik ini, karena kedua sosok pemimpin partai ini bagian dari kolaborasi kekuatan Nasionalis Religius,” ujarnya.
Dewa menilai, track record atau rekam jejak kedua pemimpin tersebut juga akan menjadi tulang punggung kokoh kedaulatan Negara Republik Indonesia.
“Dengan Gus Muhaimin yang merupakan bagian dari resprentatif NU, maka secara otomatis kekuatan NU sejatinya akan bersatu karena dari sosok Gus Muhaimin adalah Dzurriyahnya pendiri NU,” pungkas Dewa.