Iptek  

Putra Nababan: Hadapi Bonus Demografi, Anak Perlu Dibekali Kemampuan Literasi

Sosialisasi Kegemaran Membaca yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), di Jakarta, Selasa (24/9/2024). (Foto: Dok. Perpusnas)
Sosialisasi Kegemaran Membaca yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), di Jakarta, Selasa (24/9/2024). (Foto: Dok. Perpusnas)

Beritakota.id, Jakarta – Kemajuan di era digital membawa pergeseran literasi. Saat ini sebagian orang mencari informasi melalui sosial media. Tidak lagi dengan membaca buku. Mencari informasi di sosial media harusnya dianggap sebagai hiburan.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan pada kegiatan Sosialisasi Kegemaran Membaca yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional di Jakarta, Selasa, (24/9/2024).

Indonesia pada usia seabad nanti (2045) diramaikan dengan generasi muda yang merupakan hasil dari bonus demografi. Pangkalnya adalah dukungan keluarga sebagai dasar penumbuhan literasi sejak dini.

“Untuk menjadi negara yang kuat, kita memerlukan keluarga yang kuat yang dibentuk dari keberpihakan orang tua terhadap literasi anak,”kata Putra.

Keberpihakan itu, menurut Putra, bisa diawali dengan menyediakan bahan bacaan di rumah sehingga mendorong rasa keingintahuan anak-anak.

Baca Juga: Perpusnas Apresiasi Karya Anak Bangsa dalam Penghargaan SSKCKR, Berikut Pemenangnya

Dalam tumbuh kembang anak, keberpihakan orang tua terhadap literasi sangat penting. “Temani mereka membaca. Lakukan interaksi ketika anak membaca buku. Buat kegiatan setelah membaca. Ajak anak melakukan hal-hal seperti dalam buku yang dibaca,” pesan pegiat literasi Maman Suherman.

Ia menambahkan bahwa tantangan literasi anak saat ini adalah digital yang sarat dengan konten yang tidak pantas. Maka, orang tua harus tegas membatasi penggunaan waktu layar. Prioritaskan kegiatan bersama anak sehingga mereka dapat terarahkan dalam literasi digital.

Dalam konteks pembangunan, manusia merupakan salah satu komponen yang harus ditingkatkan kapasitasnya. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional di tahun ini menginisiasi program Gerakan Indonesia Membaca.

Gerakan ini menyasar seluruh entitas yang ada di masyarakat, mulai dari anak usia dini, pelajar usia remaja, orang tua, guru, pustakawan, pegiat literasi hingga pengelola perpustakaan dan TBM.

“Program ini adalah bentuk praktik baik pentingnya membaca sebagai modal utama dalam meningkatkan budaya literasi di masyarakat,”terang Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar.

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Adiyati, menyatakan bahwa masa depan suatu bangsa ditentukan oleh generasi muda saat ini. Jadi, tidak salah kalau orang tua perlu mencontohkan literasi kepada anak karena segala sesuatu yang tumbuh dari rumah akan menjadi faktor kunci bagi kehidupan anak di masa depan.

Menutup gelar wicara, Program officer dari The Asia Foundation, Sinta Aryasatyani, mengungkapkan literasi sejak usia dini tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk dan dikembangkan dengan menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan.

“Beri  perhatian, cinta dan penghargaan terhadap potensi anak sehingga mereka  nyaman berbicara dan merasa menghargai,”pungkas Sinta.

Di sela-sela kegiatan, Perpusnas menyerahkan bantuan simbolis berupa buku bacaan bermutu sebanyak 1.000 eksemplar beserta rak pajang kepada TBM Sijabrik, TBM Rumah Literasi dan TBM Rumbana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *