Beritakota.id, Jakarta – Seruan aksi boikot yang ditujukan kepada Prancis semakin ramai hingga saat ini. Hal ini terjadi lantaran Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengkritik muslim dan adanya penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satire Charlie Hebdo.
Aksi pemboikotan produk keluaran Prancis ini sudah berlangsung di berbagai negara di Timur Tengah dan juga Arab. Seperti di Kuwait, ketua dan anggota dewan direksi dari Al-Naeem Cooperative Society memboikot semua produk keluaran Prancis dan mengeluarkannya dari rak-rak di supermarket.
Sedangkan di Qatar sendiri, sejumlah pekerja jaringan supermarket Al Meera terlihat mengeluarkan selai St. Dalfour buatan Prancis dari rak pada Sabtu (24/10). Selain Al Meera, perusahaaan Wajbah Dairy juga melakukan hal yang sama.
“Kami menegaskan sebagai perusahaan nasional, kami bekerja sesuai dengan visi yang sejalan dengan agama kami yang benar, adat istiadat dan tradisi kami yang mapan, dan dengan cara yang melayani negara dan keyakinan kami serta memenuhi aspirasi pelanggan kami,” terang Al Merra dalam sebuah pernyataan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga langsung menyerukan untuk memboikot produk-produk Prancis kepada rakyatnya. Ia mengatakan untuk tidak memperhatikan barang-barang berlabel Prancis.
“Sekarang saya menyerukan kepada bangsa kita, sebagaimana yang telah terjadi di Prancis untuk tidak membeli merek-merek Turki, maka saya menyerukan kepada bangsa saya di sini dan mulai sekarang: jangan perhatikan barang-barang berlabel Prancis, jangan beli barang-barang itu,” tegas Erdogan dalam pidato di televisi pada Senin (26/10)
Di dunia maya sendiri, tagar #BoycottFrenchProducts dalam bahasa Inggris dan tagar #ExceptGodsMessenger dalam bahasa Arab menjadi topik hangat di sejumlah negara seperti Kuwait, Palestina, Mesir, Qatar, Aljazair, Yordania, Arab Saudi dan juga Turki.
Bukan hanya boikot produk saja, aksi protes juga terjadi di beberapa negara seperti Libya, Suriah, dan Jalur Gaza.
Respon (2)