Beritakota.id, Jakarta – Properti menjadi salam satu sektor yang ikut terkena dampak pandemi Covid-19. Selama pandemi, penjualan produk properti terkontraksi sangat dalam.
Menurut Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida, hanya segmen rumah subsidi yang masih bertahan hingga saat ini, konsumen dinilai masih antusias membeli rumah terutama yang berada di daerah.
Segmen rumah subsidi masih bertahan karena ada anggaran stimulus Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang sudah dikucurkan sebesar Rp1,5 triliun, sehingga rumah subsidi masih bisa bertahan dan diminati oleh masyarakat.
Walau demikian, penjualan segmen rumah subsidi juga terbatas karena karyawan kontrak dan nonfix income direject atau dibatasi, dan terhambat kendala teknis layanan perbankan, proses akad terhambat karena PSBB.
“Dalam kondisi sekarang ini properti itu mall turun 85% karena ada karakter berubah dari pengunjung mal datang hanya untuk tujuan tertentu. Tidak ada sightseeing, jadi hanya membeli langsung pulang,” kata Totok dalam acara MarkPlus bertema Property Industry Perspective yang berlangsung virtual, Jumat (2/10/2020).
Dia menambahkan, okupansi dari hotel sangat drop hingga 90% sampai 100%. Kata dia, tingkat okupansi di Bali bahkan sudah anjlok 100% karena tidak ada hunian. Sektor perkantoran juga turun sekitar 75% dan rumah komersial turun 50 sampai 80%.
“Bahkan sekarang mulai diikuti oleh rumah sederhana bersubsidi banyak sekali user yang sudah menyetorkan pembayaran, sekarang mereka dirumahkan sebagian besar tidak menerima sellery (Penjualan) untuk merealisasikan perjanjian dia untuk merealisasikan hunian yang dia beli,” ujarnya.