Beritakota.id, Brebes – Kisah Mbah Tarjo, seorang kakek berusia 78 tahun yang tetap bekerja sebagai tukang becak di Kabupaten Brebes, menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Meskipun usianya sudah lanjut dan persaingan dengan ojek online semakin ketat, Mbah Tarjo tetap bertahan dengan pekerjaannya sambil mengisi waktu luangnya dengan membaca Al-Qur’an.
Kebiasaannya ini telah ia lakukan sejak puluhan tahun lalu, bahkan sejak ia masih bekerja sebagai tukang becak di Jakarta.
“Jadi tukang becak itu di Jakarta, mulai jamannya Pak Karno (Presiden Soekarno),” kata Mbah Tarjo ditemui di pangkalannya, Jumat (28/2/2025).
Setelah pandemi Covid-19 melanda, Mbah Tarjo memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Desa Margaayu, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.
Baca Juga: Iptu Hani Purwanto: Sekolah Jadi Bukti Pengabdian di Luar Tugas Kepolisian
Namun, karena tidak ingin merepotkan kedua anaknya yang sudah berkeluarga, ia memilih untuk mencari nafkah sendiri dengan menjadi tukang becak di Brebes.
Setiap hari, ia menunggu penumpang di depan SMAN 2 Brebes, sambil membaca Al-Qur’an. Dalam seminggu, ia bisa mengkhatamkan Al-Qur’an, dan dalam sebulan, ia bisa mengkhatamkannya hingga empat kali.
Meskipun penghasilannya tidak menentu, Mbah Tarjo tetap bersyukur karena masih bisa membayar sewa kontrakan sebesar 500 ribu per bulan, rumah kontrakan tersebut terletak di Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan/Kabupaten Brebes.
Ia tinggal sendirian di rumah kontrakan tersebut dan mengaku bahwa rejeki selalu ada, meskipun tidak selalu dalam bentuk penumpang.
Kadang-kadang, ia mendapatkan rejeki dari orang-orang yang melihatnya sedang mengaji dan tergerak untuk memberinya sedekah.
Kisah Mbah Tarjo ini menunjukkan keteguhan hati dan keikhlasannya dalam menjalani hidup. Meskipun usianya sudah lanjut, ia tetap bekerja dan tidak ingin bergantung pada orang lain.
Kebiasaannya membaca Al-Qur’an juga menjadi contoh bahwa dalam kesibukan dan kesulitan, seseorang tetap bisa mendekatkan diri kepada Tuhan.
Seorang pengendara motor, Dewi, mengaku sering melihat Mbah Tarjo mengaji saat menunggu penumpang. Ia pun tergerak untuk memberikan sedekah kepada Mbah Tarjo sebagai bentuk kepedulian dan rasa hormat terhadap perjuangan hidupnya.
Kisah Mbah Tarjo ini mengingatkan kita bahwa rejeki bisa datang dari mana saja, dan bahwa ketekunan serta keikhlasan dalam bekerja akan selalu membuahkan hasil.
Meskipun hidupnya sederhana, Mbah Tarjo tetap bersyukur dan tidak pernah putus asa, menjadikan kisahnya sebagai inspirasi bagi banyak orang.