Beritakota.id, Jakarta – Ketua Tim Pemenangan bakal pasangan calon (paslon) Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Ahmad Sahroni menanggapi terkait janji RK yang akan memberikan anggaran Rp100-Rp200 juta untuk setiap rukun warga (RW). Ia mengatakan gagasan tersebut tak perlu dipermasalahkan, mengingat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki anggaran yang banyak untuk merealisasikan janji Ridwan Kamil tersebut.
“Kan Pak RK sudah menjanjikan hal terkait sampai kecamatan Rp200 juta. Ya enggak apa-apa (janji begitu), orang duitnya banyak kok Jakarta,” kata Sahroni usai mengikuti sidang doktor di Universitas Borobudur, Jakarta, Minggu (8/9/2024).
Di sisi lain, politikus Partai NasDem ini pun tak mempermasalahkan terkait kabar adanya penolakan sejumlah warga terhadap Ridwan Kamil di Jakarta. Ia menyebut hal tersebut hal biasa.
“Normal, like and dislike di Jakarta itu biasa,” ujarnya. Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini pun menekankan, upaya untuk melakukan hal pemenangan bukan hanya untuk beberapa kelompok saja, melainkan kepada masyarakat secara luas.
Baca juga: PSI: Ridwan Kamil Layak Didukung untuk Atasi Tantangan Jakarta Selatan
“Jadi upaya-upaya pemenangan itu banyak langkah, kalau memang menolak ya enggak apa-apa, kan tidak perlu kita memaksakan seseorang atau kelompok untuk mendukung kita,” tegasnya.
“Tapi kita upaya bagaimana memberikan rasa perhatian kepada masyarakat untuk calon yang akan kita menangkan.” pungkasnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil berjanji akan memberikan tambahan kepada RW-RW di Jakarta hingga Rp200 juta. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Selayang Pandang di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (6/9).
“Jakarta itu harus berkeadilan. Tadi Bang Eki (Ketua Dewan Adat Bamus Betawi) bilang, maka salah satu programnya nanti RW-RW akan kita kasih anggaran minimal Rp100 juta sampai Rp200 juta,” kata Ridwan Kamil.
Politikus Partai Golkar itu menyebut janji Rp100-Rp200 juta per RW dapat dilaksanakan berkaca dari pengalamannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Menurut penjelasannya, banyak permasalahan yang cepat diselesaikan jika setiap RW memiliki anggaran yang besar.
“Masa Bandung bisa, Jakarta enggak? Apa yang terjadi? RW-RW, warganya, ikut memikirkan, mendesain sendiri wilayahnya,” ucapnya.