Rupiah Cepat Perjuangkan untuk Inklusi Perempuan dalam Industri Fintech P2P Lending

Rupiah Cepat sebagai fintech peer to peer lending mengadakan acara "Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending" pada Selasa, 30 April 2024
Rupiah Cepat sebagai fintech peer to peer lending mengadakan acara "Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending" pada Selasa, 30 April 2024.

Beritakota.id, Jakarta – Rupiah Cepat sebagai fintech peer to peer lending mengadakan acara “Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending” pada Selasa, 30 April 2024. Acara ini bertujuan untuk memecahkan stereotip, menginspirasi perempuan untuk berperan aktif dalam industri Fintech P2P Lending, dan merayakan peran perempuan dalam kemajuan ekonomi dan teknologi, terutama dalam peringatan Hari Kartini.

Melalui acara ini, Rupiah Cepat berharap melibatkan para pemangku kepentingan perempuan yang sudah berkarier di Fintech P2P Lending untuk berbagi pengalaman, wawasan, dan inspirasi mereka. Rupiah Cepat juga berkomitmen untuk memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan dalam industri ini, termasuk para perempuan yang ingin memulai karier mereka di sini.

banner 336x280

Yolanda Sunaryo, Chief Business, Legal, and Compliance Officer Rupiah Cepat, menekankan pentingnya peran perempuan dalam industri P2P lending.

“Dalam era yang semakin maju ini, peran perempuan dalam mengelola keuangan telah menjadi semakin penting. Kami percaya bahwa Inklusi keuangan memegang peran penting dalam memberdayakan perempuan secara finansial. Dengan akses yang lebih luas terhadap produk dan layanan keuangan, perempuan dapat membangun tabungan, mengelola investasi, dan mengurangi risiko keuangan. Ini bukan hanya tentang kesetaraan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang merata bagi perempuan untuk membangun kemandirian yang lebih kuat dan lebih inklusif untuk masa depan yang lebih baik bagi semua,” ungkap Yolanda Sunaryo.

Baca juga: AdaKami Bagikan Tips Hindari Modus Penipuan Transaksi Digital

Data dari survei AFTECH menunjukkan bahwa 39,23% transaksi fintech disumbang oleh kalangan perempuan, dan sebanyak 53,3% penyelenggara fintech menganggap urgensi pasar perempuan cukup penting. Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan sangatlah vital untuk pertumbuhan dan perkembangan sektor ini. Acara ini nantinya juga akan diisi oleh perwakilan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) dan juga Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) terus mendorong inklusi perempuan di industri fintech P2P lending, karena perempuan merupakan setengah dari populasi Indonesia dan memiliki potensi ekonomi yang besar. Inklusi perempuan dalam industri fintech P2P lending dapat membantu meningkatkan akses mereka terhadap pendanaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lebih dari 10 Triliun dana dari sebagian besar pemberi pinjaman perkotaan telah tersalurkan kepada 1,5 juta perempuan pengusaha ultra-mikro di lebih 55 ribu desa baik di Jawa dan luar Jawa.

Yasmine Meylia Sembiring, Direktur Eksekutif AFPI, menyatakan upaya untuk Inklusi peran perempuan pada industri fintech P2P lending, antara lain: Meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan di industri fintech melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan. Selain itu, untuk mempertahankan banyaknya talenta perempuan di tempat kerja, adalah dengan menyesuaikan beberapa kebijakan oleh perusahaan bagi pekerja perempuan, dan terakhir keterwakilan para pemimpin perempuan perlu menjadi budaya profesional baru yang sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech.

Namun, AFPI optimis bahwa dengan kerjasama semua pihak, inklusi perempuan di industri fintech P2P lending dapat terus ditingkatkan.

Chrisma Albandjar, Wakil Bendahara AFTECH, menyatakan, “AFTECH sebagai asosiasi turut aktif mendorong pengembangan talenta digital dan kepemimpinan perempuan di perusahaan anggota, melalui peningkatan representasi perempuan untuk terus aktif dalam berbagai forum advokasi kebijakan dan kegiatan gender mainstreaming, kolaborasi untuk mendukung inklusi keuangan perempuan, serta program literasi keuangan digital yang inklusif untuk dapat diadopsi oleh anggota yang mana nantinya juga akan dapat diakses oleh pengguna.”

Dalam rangka perayaan Hari Kartini, Aulia Maghfiroh, Public Relations Specialist Rupiah Cepat, menambahkan bahwa acara ini diharapkan mampu menambahkan pandangan positif mengenai industri Fintech P2P Lending di sisi pemberdayaan perempuan. “Melalui kegiatan ini, Rupiah Cepat juga berharap masyarakat dapat lebih memahami peran perempuan dalam industri Fintech P2P Lending dan merayakan kontribusi mereka yang jarang disorot. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi perempuan untuk terlibat lebih aktif dalam perkembangan teknologi keuangan,” ucap Aulia Maghfiroh.

Rupiah Cepat mengundang semua pihak yang peduli dan berkomitmen untuk mendorong inklusi perempuan dalam Fintech P2P Lending untuk bergabung.

banner 728x90
Exit mobile version