Sepak Terjang Iwan Bule dari Bola Hingga Jabat Komisaris Utama Pertamina

Caption Photo: Kiri ke Kanan: Menteri BUMN Erick Thohir dan Mochamad Iriawan Komisaris Utama Pertamina (Istimewa)
Caption Photo: Kiri ke Kanan: Menteri BUMN Erick Thohir dan Mochamad Iriawan Komisaris Utama Pertamina (Istimewa)

Beritakota.id, Jakarta – Iwan Bule sebagai sosok yang meruntuhkan stereotype kaku dalam dunia birokrasi. Iwan membawa angin segar, menembus dinding formalitas dengan senyumnya yang khas dan obrolan sederhana.

Kini, setahun setelah menuntaskan penugasan di lapangan sepak bola, Komisaris Jenderal Pol. (Purn.) Mochamad Iriawan atau Iwan Bule sapaan akrabnya langsung beroleh tantangan baru. Senin, 4 November 2024, ia mendapat mandat untuk menjabat Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Sebuah peran yang semakin menegaskan dirinya sebagai figur yang ”bisa ditugaskan di mana saja”.

Baca Juga: Simon Aloysius Mantiri Dirut Baru Pertamina

Diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, Mochamad Iriawan ditetapkan menggantikan Simon Aloysius Mantiri, yang dalam RUPS diangkat sebagai direktur utama Pertamina. Simon menempati kursi yang sudah enam tahun dimiliki Nicke Widyawati.

”Pak Iriawan kita pilih untuk memperkuat pengawasan dan pencegahan Pertamina dari kebocoran dan keborosan yang selama ini terjadi. Bukan boros karena korupsi, tetapi lebih ke penyaluran subsidi energi agar lebih tepat sasaran,” papar Erick, menyebut alasan memilih Iwan.

Penunjukan Iwan Bule sontak memantik perhatian. Jam terbangnya di kepolisian dan mengurus sepak bola, mempertegas sosoknya sebagai jenderal multitalenta yang sarat pengalaman dalam manajemen dan keamanan.

Sebagai komisaris utama Pertamina, Iwan dituntut melaksanakan fungsi pengawasan sekaligus mendukung transformasi energi nasional yang menjadi prioritas pemerintah. Selain itu, sinergi antara Pertamina dan BUMN lain, utamanya di sektor energi, diharapkan akan semakin kuat.

Membangun Sepak Bola, Membangun Semangat

Iwan Bule memulai kiprahnya di sepak bola dengan tekad dan semangat besar. Baginya, membangun sepak bola adalah membangun semangat. Menariknya, di kalangan wartawan olahraga ia dikenal sebagai sosok yang penuh dengan guyonan segar.

Iwan mengingatkan kita bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu membaur. Bahkan di lingkungan yang baru dan berisiko – seperti sepak bola, yang di Indonesia kadang disandingkan dengan ”arena gladiator” versi modern.

Berbeda dengan banyak pejabat yang ”angkat tangan” ketika menghadapi kritik, Iwan Bule justru menanggapinya dengan tenang. Sesekali dengan senyum, dan tak jarang dengan celotehan jenaka yang membuat wartawan terkekeh.

”Sampai main di liga kampung pun saya pantau,” cetusnya suatu ketika, menegaskan perhatian ekstra pada sepak bola akar rumput. Apresiasi terhadap sikap rendah hatinya ini kian membuatnya dekat di hati para penggemar bola.

Iwan Bule terpilih menjadi ketua umum PSSI lewat mekanisme voting. Ia unggul mutlak dari dua calon ketum lainnya. Iwan meraih 82 suara dari total 85 suara voters.

Selama menjabat Ketum PSSI (2019-2023), Iwan memimpin reformasi PSSI dalam situasi tidak ideal, lantaran bersamaan dengan pandemi Covid-19. ”Ibarat sebuah kapal, selama pelayaran yang saya nakhodai, PSSI tidak selalu mengarungi lautan dengan ombak yang tenang,” tutur Iwan.

Baca Juga: Kementerian BUMN Putuskan Pergantian Direksi dan Komisaris Pertamina
Kapolda di Tiga Daerah

Banyak cerita menarik lain tentang alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) lulusan 1984 ini. Pertama, so pasti, ia mudah dikenali lantaran berwajah bule. Bukan bule KW, karena lelaki kelahiran Jakarta, 31 Maret 1962, ini memang keturunan bule tulen. Ia memiliki darah Jerman dadi ibunya, Laila Solihaty binti Hermann Karel Schneider.

Di korps baju cokelat, rekam jejak penugasan Iwan terbilang lempang. Menikahi Novita Ariyanti – yang memberinya lima anak – Iwan tercatat pernah menduduki sejumlah posisi penting. Di antaranya, menjadi Kapolda di tiga daerah berbeda. Yakni, Kapolda Nusa Tenggara Barat (2012), Kapolda Jawa Barat (2013), dan Kapolda Metro Jaya (2017).

Mochamad Iriawan juga pernah mengemban jabatan Kepala Divisi Hukum Polri (2015), serta Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2016 – dua posisi yang ia duduki sebelum dipromosikan sebagai Kapolda Metro Jaya.

Tahun 2017, Iwan sempat menjadi Asisten Operasi Kapolri. Tetapi kemudian dirotasi menjadi Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada 2018. Tahun yang sama, persisnya 18 Juni 2018, Mendagri Tjahjo Kumolo melantik Iwan menjadi Penjabat Gubernur Jawa Barat, menggantikan Ahmad Heryawan hingga 5 September 2018.

Dengan latar pendidikan di bidang hukum, Iwan Bule tentu memiliki keahlian yang mumpuni di berbagai sektor strategis, utamanya dalam bidang keamanan nasional. Iwan adalah akademisi peraih gelar Sarjana (S1) dan Doktor (S3) di bidang hukum, serta Magister (S2) di bidang Manajemen.

Iwan juga menyelesaikan pendidikan di PPSA Lemhannas pada 2012, yang semakin memperdalam pengetahuannya dalam bidang strategi dan keamanan.

Pertaruhan Gabung di Gerindra

Tak banyak yang tahu, keputusan Iwan Bule bergabung ke Partai Gerindra setelah pensiun dari dinas Polri, sejatinya mengandung unsur pertaruhan. Pertaruhan menyangkut masa depan keluarga besarnya. Maklum, di lingkaran keluarganya bukan Iwan seorang yang berkarier di kepolisian.

Kalau dihitung, ada delapan anggota keluarga dekat yang juga berkiprah di intitusi Polri. Mulai dari anak sulungnya, Kompol Moehammad Probandono Bobby Danuardi, yang bertugas di Polda Kalimantan Tengah. Disusul anak ketiga, Ipda Syahbana Bisma Iriawan, yang baru merampungkan S2 di Inggris dan kini menempuh pendidikan pengembangan di PTIK. Lalu anak keempat, Mochamad Nathan Ananda, saat ini berstatus sebagai Taruna Akpol Tingkat 3.

Ada pula anak menantu (suami dari anak kedua), yang berdinas di Polda Jatim. Kemudian, adik kandung yang bertugas di Baintelkam Polri. Terus, saudara sepupu yang bekerja di STAMA OPS Polri, sepupu lain yang berdinas di Polda Metro Jaya, juga suami keponakan yang sama-sama dinas di Polda Metro Jaya.

Disebut ”pertaruhan”, karena keputusan Iwan Bule bergabung ke Partai Gerindra pada April 2023 dianggap berisiko secara politis. Wajar, saat itu belum ada kepastian Prabowo akan berduet dengan siapa dalam Pilpres 2024. Sehingga, belum ada jaminan bakal menang dan berkuasa. Iwan Bule adalah purnawirawan jenderal polisi pertama yang bergabung dengan Gerindra.

Namun, Iwan sudah mantap berkarier di jagat politik dan menjatuhkan pilihan ke Gerindra. ”Ini pilihan hidup. Bergabung ke partai politik, karena saya ingin berdedikasi kepada rakyat dan negara,” cetus Iwan, usai diumumkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina, di kediaman Kertanegara, 27 April 2023.

Kagum Prabowo karena Patriotik

Kenapa memilih gabung Prabowo? Pertimbangan utama, Iwan menjelaskan, ia mengagumi sosoknya yang patriotik. ”Selain berjiwa patriot, Pak Prabowo tidak pantang menyerah, pemberani, dan selalu mengedepankan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi,” tutur penggemar musik rock The Rolling Stones, yang juga seorang petarung.

Satu hal, kedekatan personal Iwan Bule – juga Simon Aloysius Mantiri – dengan Presiden Prabowo justru menuai sentimen positif dari berbagai kalangan. Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie meyakini, duo Simon dan Iwan tentu sangat memahami visi Presiden. Utamanya dalam menugaskan Pertamina sebagai pemain garda depan menuju swasembada energi.

”Enggak soal mereka kader partai, karena keduanya memenuhi kualifikasi profesional. Lebih penting, kedekatan dengan Presiden akan menjamin terselenggaranya kepemimpinan solid yang diperlukan untuk membangun kepastian ketahanan energi nasional,” ucap Jerry Massie

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *