Tekan Emisi Karbon, YLKI Perlunya Peran Angkutan Massal Jakarta Yang Terintegasi Baik

Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi
Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi

Beritakota.id, Jakarta – YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) mengadakan dialog publik secara daring dengan tajuk ‘’Sinergitas Sektor Transformasi dan Energi dalam Pengendalian Pencemaran Udara di Kota Jakarta’’.

Dialog publik menghadirkan nara sumber antara lain, Dirjen Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, General Manager PLTU Suralaya Indonesia Power, Ketua KPPB, dan Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi. Selain itu dialog publik yang dihadiri 150-an peserta, juga menghadirkan penanggap dari Dinas DKI (seperti Dishub, Dinkes, Dinas LH), influencer, tokoh masyarakat, media masa, dll. Acara ini disiarkan secara live oleh Radio KBR, plus ratusan jaringan radio daerah dan radio komunitas.

Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menilai, kehadiran angkutan massal di DKI Jakarta belum mampu mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan massal. Menurutnya, hal tersebut karena optimalisasi dari angkutan massal belum terintegrasi dengan baik.

Ia mencontohkan bahwa kehadiran LRT berhasil membawa dampak positif namun ini tidak mampu bertahan panjang karena moda transportasinya sering mengalami keausan, tarifnya yang dianggap mahal, jumlah alat transportasi yang berkurang, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh penumpang dalam perjalanan sehingga jumlah penumpang mengalami penurunan.

“Kondisi ini menyebabkan masyarakat beralih kembali ke motor. Kondisi inilah yang perlu dipertanyakan kembali padahal antusias masyarakat sudah bagus,” tutur Tulus, (15/11/2023).

Baca juga: Potensi Energi Surya Mengurangi Emisi Karbon

Dalam kaitannya dengan energi bahan bakar yang berasal dari fosil yang menghasilkan emisi, kata Tulus, YLKI telah mendorong untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan yang baik agar menghasilkan emisi yang sangat rendah.

Ditambahkan Tulus, upaya pemerintah untuk memberikan subsidi BBM dinilai belum berhasil untuk menurunkan net zero emision. Tulus memberikan apresiasi terhadap Pertamina yang akan membuat BBM yang ramah lingkungan dengan tingkat emisi yang rendah. Ia juga menyoroti soal penggunaan tenaga uap di Jakarta kurang terkontrol yang penggunanya diluar kepentingan kelistrikan

“YLKI mendorong pemerintah untuk menerapkan penggunaan energi dengan tingkat emisi yang lebih baik. Untuk mencapai net zero emision, perlu adanya transisi energi yang memang butuh waktu. YLKI juga mendorong untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi dan memperkuat moda transportasi massal. Terpenting, persoalan ini merupakan tanggung jawab bersama yang harus diatasi bersama,” pungkasnya.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *