Tiga Platfrom Fintech Berkolaborasi Ajak Mahasiswa Merdeka Finansial dan Bebas Judi Online

Tiga Platfrom Fintech Berkolaborasi Ajak Mahasiswa Merdeka Finansial dan Bebas Judi Online
Tiga Platfrom Fintech Berkolaborasi Ajak Mahasiswa Merdeka Finansial dan Bebas Judi Online

Beritakota.id, Jakarta –  Sebagai respons terhadap kebutuhan peningkatan literasi keuangan digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi finansial dan meningkatnya risiko judi online, tiga platform fintech P2P lending yang terdaftar di OJK—PT Inovasi Terdepan Nusantara (360Kredi), PT Stanford Teknologi Indonesia (PinjamDuit), dan PT Kredit Utama Fintech Indonesia (RupiahCepat)—berkolaborasi mengadakan kegiatan literasi keuangan bertema “Merdeka Finansial, Bebas Judi Online”.

Acara ini diselenggarakan pada Selasa, 27 Agustus 2024, di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, dan ditujukan untuk mengedukasi mahasiswa mengenai manfaat dan penggunaan dana secara bijak melalui fintech lending, serta menekankan pentingnya menjaga kesehatan finansial dan menghindari perilaku merugikan seperti judi online.

Acara dibuka oleh Bapak Hendrik Benyamin, Pengawas Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Kantor OJK Provinsi Sulawesi Tengah, yang mengapresiasi kolaborasi antara lembaga jasa keuangan dan institusi pendidikan.

“Kejadian pasca-gempa telah menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara lembaga jasa keuangan dan institusi pendidikan. Saat ini terdapat 98 perusahaan pendanaan daring yang terdaftar resmi di OJK. Pengetahuan yang dibagikan hari ini diharapkan dapat diperluas dan diteruskan kepada teman, saudara, dan rekan-rekan yang tidak dapat hadir,” ujarnya.

Baca juga: Rupiah Cepat Imbau Masyarakat Waspada dan Bijak Hadapi Ancaman Judi Online

Hendrik Benyamin menambahkan bahwa melalui kegiatan literasi dan edukasi “Merdeka Finansial, Bebas Judi Online” ini, diharapkan dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kesadaran generasi muda tentang ancaman dan bahaya dari judi online. Selain itu, acara ini juga menekankan pemanfaatan fintech P2P lending yang legal dan terdaftar di OJK, seperti 360Kredi, RupiahCepat, dan PinjamDuit, secara bijak.

Menurut Habriyanto Rosyidi, Public & Government Relation Manager 360Kredi, keinginan cepat kaya menjadi alasan utama di balik maraknya judi online.

“Kemajuan teknologi memang memudahkan orang untuk berinteraksi dan bertransaksi, namun diperlukan pengetahuan dan kemampuan dalam memanfaatkannya, khususnya terkait pengelolaan finansial. Ini menjadi penting agar masyarakat tidak mudah terjebak dengan pinjol ilegal, apalagi judi online,” jelasnya.

Aulia Maghfiroh, PR Specialist RupiahCepat, juga menegaskan pentingnya memahami perbedaan antara fintech lending legal dan pinjaman ilegal yang sering digunakan untuk membiayai aktivitas merugikan seperti judi online.

“RupiahCepat berkomitmen untuk selalu memberikan layanan keuangan yang aman, transparan, dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Kami percaya bahwa literasi keuangan yang baik dapat menjadi kunci untuk mencegah dampak negatif yang diakibatkan oleh pinjaman ilegal dan judi online, serta mendorong masyarakat untuk memanfaatkan teknologi finansial dengan bijak guna mencapai kesejahteraan finansial,” ujar Aulia.

Vivi Linda, Commercial Manager PinjamDuit, menekankan bahwa memahami risiko, manfaat, dan tantangan dalam keuangan digital adalah hal yang krusial di era sekarang.

“Saat ini adalah waktu yang strategis untuk memperdalam pemahaman mengenai Fintech (financial technology). Dengan pemahaman yang komprehensif, kita dapat memanfaatkan teknologi finansial secara bijaksana untuk meraih kesehatan finansial yang optimal dan merdeka finansial yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Menurut laporan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, ada sekitar 4 juta orang yang terdeteksi terlibat dalam judi online, dengan mayoritas pemain berada pada rentang usia produktif 31-50 tahun. Hal ini menimbulkan persepsi negatif bagi industri fintech lending, padahal yang berperan dalam praktik judi online adalah pinjol ilegal, bukan fintech lending yang berizin dan diawasi oleh OJK.

Kegiatan ini ditutup oleh Dr. Andi Chairil Furqon, SE, M.Sc, CA, Koordinator Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako. Dalam sambutannya, Dr. Andi Chairil menekankan bahwa literasi keuangan yang solid adalah fondasi utama dalam mengelola keuangan secara efektif dan mencapai merdeka finansial. “Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat menghindari jebakan finansial yang merugikan dan mencapai kesejahteraan finansial yang berkelanjutan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *