Beritakota.id, Jakarta – Perbincangan seputar literasi terus relevan di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional, Perpusnas menggelar webinar yang menghadirkan berbagai pakar untuk membahas tantangan dan peluang dalam meningkatkan literasi di era digital.
Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, membuka diskusi dengan menekankan pentingnya kesadaran terhadap kondisi literasi di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan, namun tak lantas patah semangat. “Kondisi ini harus disadari dan diterima tapi jangan sampai patah arang. Justru jadi tantangan,” ujarnya.
Webinar menyoroti peran krusial kecerdasan buatan (AI) di era digital. Kang Maman, seorang pegiat literasi, menyoroti penyalahgunaan AI untuk penyebaran informasi palsu (hoax) dan kejahatan. “Kabar hoax menyebar enam kali lebih cepat dibanding informasi yang benar,” ungkapnya, menekankan pentingnya ketepatan informasi di tengah derasnya arus informasi.
Derry Tanti Wijaya, Associate Professor of Data Science Monash University, Indonesia, menambahkan bahwa AI, meskipun bermanfaat, memiliki keterbatasan. “AI hanya melihat pola data. Tidak punya pengertian mendalam,” jelasnya, sehingga kecakapan individu dalam mengolah informasi tetap menjadi kunci.
Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa, mengungkapkan tantangan global, termasuk tingginya angka buta aksara di negara berkembang dan dampak learning loss akibat pandemi. Ia menekankan pentingnya intervensi yang terencana, termasuk literasi awal, remedial berbasis data, dan peningkatan kesejahteraan murid.
Roosie Setiawan, pendiri Reading Bugs, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kecintaan membaca, khususnya melalui aktivitas “Membaca Nyaring”. “Enjoy reading mengurangi ketergantungan terhadap digital,” imbuhnya.
Webinar ini menegaskan bahwa literasi bukan hanya sekadar baca tulis, tetapi juga kecakapan mengolah informasi dan berpikir kritis. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi di era digital, mulai dari keluarga hingga institusi pendidikan. Peningkatan literasi menjadi kunci untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG) 2030.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan