Beritakota.id, Jakarta – Seniman Indonesia dari The Fox, The Folks, memukau penonton dalam “Let’s Glow SF,” festival Projection Mapping terbesar di Amerika, yang berlangsung di San Francisco pada 1-10 Desember 2023. Grup seniman ini mendapatkan kesempatan istimewa untuk menampilkan karyanya, “True to Hue,” pada bangunan Hobart Building.
Pertunjukan seni melalui teknik Projection Mapping semakin populer di Indonesia, dengan contoh pada KTT ASEAN September 2023 di SCBD Senayan. Festival semacam ini tidak hanya menjadi hiburan visual, tetapi juga strategi global untuk meningkatkan pendapatan kota dari kunjungan wisatawan, seperti terbukti oleh Festival Vivid di Sydney yang berhasil mengumpulkan pendapatan besar.
Let’s Glow SF di San Francisco, inisiatif untuk menghidupkan kembali pusat kota setelah dampak pandemi COVID-19, berhasil menghasilkan pendapatan baru sebesar $3.000.000 dalam 10 hari pada tahun 2022. Acara ini bukan hanya perayaan liburan semata, tetapi juga merupakan dukungan bagi pemulihan bisnis lokal dan lambang optimisme untuk masa depan.
Baca juga: FENIX360, Platform Inovatif Para Seniman Peroleh Penghasilan Diluncurkan
Karya “True to Hue” oleh The Fox, The Folks, menarik perhatian media Amerika, termasuk Forbes, yang menggambarkannya sebagai visi yang memukau. Dengan tema inklusivitas, karya ini merayakan kebebasan dan perbedaan yang memperkaya energi masyarakat, menciptakan momen bersejarah sebagai representasi pertama seniman Indonesia dalam festival San Francisco.
Fadjar, Creative Director The Fox, The Folks, menyatakan kehormatan mereka membawa nama Indonesia dalam festival tersebut, sementara Sean Mason, Direktur A3 Visual, menekankan bahwa projection mapping membuka potensi keterlibatan dan penyegaran komunitas.
Dengan industri projection mapping yang terus berkembang, diharapkan partisipasi aktif komunitas kota akan semakin meningkat, memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan industri pariwisata. The Fox, The Folks, sebagai studio multimedia, terus menggabungkan eksplorasi visual, audio, dan narasi emosi dalam produk projection mapping sebagai fokus utama karya mereka.
Respon (1)