Cina Melakukan Rangsangan, Dolar AS Melorot

Beritakota.id, Tokyo – Yen Jepang melonjak stabil pada perdagangan di hari Senin (30/09/2024) karena perdana menteri Jepang yang baru mengisyaratkan kebijakan moneter harus tetap akomodatif. Disisi lain, mata uang komoditas terangkat ke level tertinggi tahun ini oleh harapan investor akan perubahan haluan dalam kebijakan ekonomi Cina.

Yen Jepang melonjak pada perdagangan di akhir pekan lalu ketika Shigeru Ishiba, mantan menteri pertahanan dan mantan kritikus kebijakan yang sangat longgar memenangkan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, yang mengendalikan parlemen dan akan memilihnya untuk menjabat.

Nilai tukar yen sempat menyentuh level tertinggi dalam satu minggu di 141,75 pada sesi Asia, tetapi pergerakan selanjutnya menjadi terbatas setelah Ishiba mengatakan kepada NHK bahwa dari sudut pandang pemerintah, kebijakan harus tetap akomodatif sebagai tren, mengingat kondisi ekonomi.

Pernyataan tersebut cukup untuk menghentikan kenaikan tajam yen setelah kemenangannya dan bahwa kemungkinan pemilihan umum dadakan dalam beberapa bulan mendatang, sesuatu yang diisyaratkan Ishiba pada hari Minggu sehingga dapat membebani yen setidaknya dalam jangka pendek.

Lewat pemilihan umum pada dasarnya menyingkirkan Bank of Japan dari persamaan hingga Desember dan berdampak negatif secara marginal bagi yen.

Di tempat lain, euro dalam perdagangan EUR/USD stabil di $1,1167 dan sterling (GBP/USD) diperdagangkan di $1,3391 dengan pasar mengamati data pekerjaan AS pada hari Jumat sebagai titik data utama berikutnya yang dapat memandu laju pemotongan suku bunga AS.

Data inflasi Eropa pada hari Selasa juga sangat ditunggu pelaku pasar.

Dolar Australia dan Selandia Baru mencapai level tertinggi tahun 2024 karena pemangkasan suku bunga dan ekspektasi dukungan fiskal di Tiongkok meningkatkan harapan akan perbaikan ekonomi yang melambat dan mendorong kenaikan di pasar Tiongkok dan segala hal yang terekspos terhadap pertumbuhan Cina.

Dolar Australia dalam AUD/USD naik 0,5% pada level tertinggi 20 bulan di $0,6941 dan dolar Selandia Baru dalam NZD/USD naik 0,5% ke level tertinggi 14 setengah bulan di $0,6375.

Minggu lalu, data inflasi AS menunjukkan angka inflasi berjalan pada level yang cukup jinak yaitu 2,2% selama 12 bulan hingga Agustus, yang menyebabkan imbal hasil AS dan dolar melemah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam satu tahun kedepan atau lebih, tren dolar akan turun.

Dengan inflasi yang terkendali, suku bunga turun dan itu bagus untuk prospek ekonomi global, bagus untuk risk appetite dan bagus untuk mata uang komoditas seperti Aussie. (Lukman Hqeem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *