Industri Keramik Indonesia Berpotensi Terbesar Keempat di Dunia

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto

Beritakota.id, Jakarta – Industri keramik di Indonesia diperkirakan akan menjadi produsen terbesar keempat di dunia dalam kurun 5 tahun mendatang, mulai dari 2025-2030 mendatang.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto dalam membuka pameran Megabuild Indonesia dan Keramika Indonesia ke-10 di Jakarta Convention Center, Kamis, 9 Mei 2024.

Edy Suyanto mengatakan, setelah anti dumping jalan dan program harga gas bumi tertentu (HGBT) di perpanjang, dan meminta atensi pemerintah agar suplai gas lancar pihaknya yakin ekspansi 75 juta meter persergi mulai tahun 2025 hingga 2030.

‘’Ini akan memperkokoh posisi Indonesia sebagai produsen keramik terbesar keempat di dunia setelah China, India, Brazil, dan kita di nomor empat mengalahkan Iran, kita memiliki optimisme baru ini.  Kami melalui pameran keramika ini mengajak semua stakeholder seperti Ikatan Arsitek Indonesia, HDII, para pengembang, para distributor di dunia bahan bangunan, pemakai atau konsumen untuk cinta dan bangga menggunakan produk dalam negeri,’’ ujar dia

Baca juga: Pameran Megabuild Indonesia dan Keramika 2024 Resmi Dibuka

Lanjutnya, karena secara kualitas produk keramik dalam negeri setara Eropa, ini terbukti bahwa tujuan negara ekspor sebagian ke Eropa, America Serikat, untuk ASEAN Country keramik Indonesia menguasai pasar Filipina, Brunei, dan Singapura.

‘’Kita akan lebih agresif lagi di tahun depan. Kita mengikuti pameran coverings di Olendo yang tujuan utama adalah diberikan kesempatan untuk mensubtitusi produk impor China dan India yang selama ini menguasai pasar Amerika. Selain pasar domestik kita besar, kita juga akan agresif ekspor ke Amerika yang notabene setiap tahun ada 200 juta meter persegi keramik impor dari beberapa negara,’’ tukasnya.

Edy Suyanto berharap paska HGBT diberikan dan setelah anti dumping diimplementasikan, investasi-investasi baru akan hadir di Indonesia. ‘’Sehingga mereka tidak mau ketinggalan momentum untuk memperkenalkan mesin-mesin mereka pada produsen,’’ tandasnya.

Sebagai informasi, baru-baru ini Pemerintah Indonesia melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sinyal akan melanjutkan program harga gas ‘murah’ yakni Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) US$ 6 per juta British thermal unit (MMBTU) untuk tujuh kelompok industri di Indonesia.

Arifin mengatakan, rencana dilanjutkannya program harga gas ‘murah’ sebesar US$ 6 per MMBTU ini untuk bisa mendorong pertumbuhan di tujuh sektor industri tersebut. Terlebih, saat ini pemerintah juga tengah membangun infrastruktur gas. Perlu diketahui, program HGBT ini mulanya akan berakhir pada Desember 2024 mendatang.

Adapun ketujuh sektor industri tersebut antara lain industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, hingga sarung tangan karet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *