Beritakota.id, Jakarta – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan kolaborasi pemerintah dan dunia industri. Mereka fokus pada berbagai aspek seperti baterai, infrastruktur pengisian daya, peningkatan kualitas kendaraan, dan penyusunan regulasi.
Eko Aji Buwono, National Project Manager ENTREV, menyatakan komitmen bersama pemerintah untuk mendorong transisi menuju mobilitas listrik guna mengurangi emisi gas rumah kaca, Jumat (22/3/2024) lalu.
Dalam konteks pertumbuhan industri kendaraan listrik, kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mengoptimalkan ekosistem EV, sebagaimana dijelaskan oleh Eko.
Sementara itu Bambang Sudarmanta, Manager PUI SKO – STP Otomotif ITS, menegaskan pentingnya kerja sama riset antara akademisi dan industri dalam mengembangkan kendaraan listrik, termasuk untuk keperluan off-road dan roda tiga.
Baca juga: Persaingan Sengit, VinFast Optimis Rebut Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia
Pada kesempatan yang sama Ronggo Anugrah dari tim humas Gatrik, menceritakan pengalamannya yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya menggunakan kendaraan listrik, menyoroti keunggulan ekonomis dengan biaya pengisian daya yang lebih rendah, serta ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang memadai.
“Kalau mobil biasa hampir 800 ribu, namun menggunakan mobil listrik hanya 295 ribu saja,” ungkap Ronggo.
Ia juga menyampaikan, dengan adanya SPKLU yang sudah memiliki 200 Kwh di rest area ini semakin memudahkan pengguna kendaraan listrik untuk charge kendaraannya dan tidak memakan waktu yang terlalu lama.