Beritakota.id, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah sampah yang kompleks di ibu kota. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan kerja sama dengan Badan Pengelola (BP) Danantara untuk mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Langkah ini diharapkan mampu mengubah tantangan sampah menjadi sumber energi yang bermanfaat.

“Jakarta dibandingkan dengan daerah lain, pasti infrastrukturnya lebih siap,” ujar Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/10). Pernyataan ini menegaskan kesiapan Jakarta dalam memanfaatkan teknologi PLTSa untuk mengurangi volume sampah yang terus meningkat.

Volume Harian dan Stok Raksasa

Jakarta menghadapi tantangan serius terkait sampah. Setiap hari, volume sampah yang dihasilkan mencapai 8.000 ton. Selain itu, Jakarta juga memiliki stok sampah yang sangat besar di Bantargebang, mencapai sekitar 55 juta ton.

Target: 4-5 Unit PLTSa untuk Solusi Berkelanjutan

Dengan kebutuhan input sampah sekitar 2.500 hingga 3.000 ton per unit PLTSa, Jakarta berpotensi membangun empat hingga lima unit PLTSa. Setiap unit PLTSa diharapkan mampu menghasilkan energi listrik sebesar kurang lebih 35 megawatt.

Kemitraan Strategis untuk Keberhasilan

Pramono Anung menekankan pentingnya infrastruktur yang memadai serta minat dari investor, kontraktor, dan operator kelas dunia untuk mewujudkan proyek PLTSa ini. Potensi kerja sama dengan PT PLN (Persero) juga menjadi fokus utama.

“Dengan PLN pasti kita akan bisa dikerjasamakan karena dengan kalau memang per kWh-nya 20 sen, maka tidak perlu tipping fee. Sehingga dengan demikian, saya yakin persoalan sampah di Jakarta akan segera terselesaikan,” jelas Pramono.

Dampak Positif dan Harapan ke Depan

Proyek PLTSa ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah sampah tetapi juga menghasilkan energi bersih. Dengan investasi yang tepat dan kerja sama yang solid, Jakarta berambisi menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.