Beritakota.id, Kota Bogor – Pemilih muda diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor 2024. Hasil survei terbaru Cendekia Muda Bogor (CMB) menunjukkan bahwa pasangan Atang-Annida menjadi favorit mereka.
CMB melakukan kajian pada 600 responden di Kota Bogor pada 16-20 November kemarin. Mereka tersebar dari semua kecamatan yang ada di kota Bogor. Sebagaimana diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah pemilih dalam Pilkada Kota Bogor berasal dari kalangan usia 18 hingga 30 tahun. Mereka ini menjadi kelompok strategis dalam kontestasi ini.
Direktur Eksekutif CMB, Tonny F. Kurniawan, menekankan bahwa pemilih muda memiliki pengaruh yang besar dalam Pilkada Kota Bogor kali ini. “Kelompok usia 18 hingga 30 tahun adalah segmen yang sangat besar, dan mereka cenderung memilih calon yang dapat menawarkan solusi konkret terhadap isu-isu penting, seperti penciptaan lapangan kerja, pendidikan berkualitas, dan akses teknologi digital,” ujar Tonny.
Hasil survey yang dilakukan CMB menunjukkan pasangan Atang Trisnanto-Annida Allivia memimpin dengan elektabilitas 28,9 persen, disusul pasangan Dedie A. Rachim-Jenal Mutaqin dengan 26,2 persen. Pasangan Sendi Fardiansyah-Melli Darsa mendapat dukungan sebesar 17,5 persen, sementara pasangan Rayendra-Eka Maulana meraih 13,2 persen. Sedangkan pasangan Rena Da Frina-Teddy Risandi berada di posisi terbawah dengan 9,5 persen dan 4,7 persen responden belum memutuskan pilihan mereka dengan margin of error 4,3 persen.
Dalam kelompok pemilih muda, pasangan Atang-Annida memperoleh dukungan terbesar, yakni 38,7 persen, berkat visi mereka yang progresif dan fokus pada pengembangan teknologi digital serta pemberdayaan ekonomi kreatif. Pasangan Sendi-Melli berada di posisi kedua dengan 27,5 persen dukungan, sebagian besar berkat komitmen mereka dalam pemberdayaan UMKM berbasis ekonomi kreatif. Pasangan Rena-Teddy mendapat 18,6 persen dukungan, sementara pasangan Dedie-Jenal memperoleh 10,2 persen, dan pasangan Rayendra-Eka hanya mendapat 5 persen di kalangan pemilih muda.
Sebagian besar pemilih muda yakni mencapai angka 70%, mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi utama mengenai pasangan calon. Instagram menjadi rujukan terbesar, yakni 35 % dan TikTok sebesar 25%. Bagi kelompok pemilih ini, kampanye tatap muka, televisi, dan baliho masing-masing hanya menyumbang 15 %, 10 %, dan 5 %.
Alasan utama pemilih muda mendukung calon tertentu adalah karena program kerja yang relevan dengan kebutuhan mereka yakni sebesar 40 %, rekam jejak yang baik sebesar 30 %, dan kedekatan emosional dengan calon sebesar 20 %.
Banyak pemilih muda yang menilai pasangan Atang-Annida memiliki visi yang sesuai dengan aspirasi mereka, sementara pasangan Sendi-Melli dihargai atas komitmen mereka terhadap pengembangan ekonomi lokal.
Survei ini juga mencatat bahwa pemilih muda menempatkan isu lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal sebagai prioritas utama, dengan 40 % responden memilih topik ini. Pendidikan berkualitas menjadi perhatian bagi 30 % pemilih muda, diikuti oleh isu kesehatan mental dan fasilitas kesehatan umum sebesar 20 %, serta masalah infrastruktur digital sebesar 10 %.
Karenanya, CMB mengimbau kepada para pasangan calon untuk menyesuaikan program kerja mereka dengan kebutuhan dan aspirasi pemilih muda.
“Dengan adanya sekitar 4,7 % pemilih yang masih belum memutuskan pilihan, kandidat memiliki kesempatan besar untuk meraih dukungan lewat komunikasi yang lebih efektif dan program kerja yang nyata,” kata Tonny.
Partisipasi aktif pemilih muda diperkirakan akan sangat menentukan masa depan Kota Bogor. Oleh karena itu, ujar Tonny, para calon pemilih untuk datang ke TPS pada rabu, 27 November 2024 dan memanfaatkan waktu tersisa untuk menggali informasi sebanyak mungkin terhadap calon pasangan walikotanya serta mewaspadai kemungkinan praktik politik uang yang dapat mengancam kualitas demokrasi di Kota Bogor. (Lukman Hqeem)