Beritakota.id, Brebes – Ribuan rumah di tiga desa Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, yakni Karangdempel, Prapag Lor, dan Prapag Kidul, terendam banjir rob dengan ketinggian air mencapai satu meter.
Banjir yang melanda sejak pukul 11.00 WIB pada Senin (30/6) itu memutus akses jalan dan mengganggu aktivitas warga, serta menimbulkan kerugian ekonomi signifikan.
Banjir tidak hanya menggenangi permukiman, tetapi juga merendam ratusan hektar tambak udang dan bandeng. Akses jalan menuju Prapag Lor dan Prapag Kidul terputus akibat genangan air setinggi betis orang dewasa, menyebabkan sejumlah kendaraan roda dua mogok.
Samino (65), warga setempat, mengungkapkan bahwa banjir rob telah berlangsung selama dua bulan, tetapi kali ini merupakan yang terparah. “Air di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) lebih dari satu meter. Rumah baru yang dibangun lebih tinggi dari jalan saja kebanjiran, apalagi rumah lama yang posisinya lebih rendah,” katanya.
Dampak ekonomi dirasakan langsung oleh pelaku usaha kecil. Seorang pedagang sate maranggih mengeluhkan penurunan omset hingga 70%. “Biasanya sehari bisa menjual 20 kodi, sekarang hanya 6 kodi. Pembeli sulit menjangkau lokasi karena jalan tergenang,” ujarnya.
Masyarakat mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait untuk segera mengambil tindakan, mencakup perbaikan tanggul, normalisasi saluran air, serta bantuan darurat. “Kami butuh solusi permanen, bukan sekadar bantuan sesaat. Setiap tahun banjir rob terjadi, tapi tidak ada penanganan serius,” tegas seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Desa Prapag Lor, Bayu, menjelaskan bahwa banjir rob merupakan siklus tahunan yang diperparah oleh abrasi pantai. “Saat ini menurut kalender Jawa memasuki mangsa kesanga, di mana rob besar biasa terjadi. Kondisi garis pantai yang terus terkikis juga mengurangi perlindungan alami,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bayu menjelaskan bahwa pemerintah Desa Prapag Lor telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimancis untuk membangun pemecah ombak guna mengurangi dampak jangka panjang.