Beritakota.id, Jakarta – Irma Suryani, pengusaha kuliner sekaligus owner Warung Sambal Nyai berbagi strategi branding identitas produk. Karena, menurutnya, membangun identitas produk adalah hal yang krusial.
Berbicara tentang identitas produk dalam sebuah podcast yang diprakarsai oleh beberapa mahasiswa Ilmu Komunikasi Peminatan Public Relation Universitas Mpu Tantular (UMT), pembahasan identitas produk menjadi topik yang menarik dan dapat memberikan wawasan berharga ke dalam dunia branding dan strategi produk yang kuat.
Dengan tema “Strategi Branding Produk untuk Membangun Brand Identity yang Solid” Naeli Zakiyah Nazah bersama Agus Wanto selaku mahasiswa UMT memandu podcast tersebut dengan ciamik.
Narasumber yang dihadirkan pun dari kalangan profesional yang mana telah berkecimpung lama di bidangnya yakni Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMT, Sitinah dan Owner Warung Sambal Nyai, Irma Suryani.
Podcast yang digelar pada Selasa (7/11/2023) di Ruka Coffee, Jakarta Timur tersebut berfokus pada Brand Identity sebagai salah satu faktor kunci dalam membentuk persepsi terhadap sebuah bisnis.
Para narasumber menjelaskan bagaimana identitas brand yang unik harus dijaga oleh setiap pebisnis untuk mengkomunikasikan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada para konsumen.
Irma mengatakan dalam podcast tersebut perjalanan hingga suskes dalam berbisnis, terutama sebagai pemilik Warung Sambal Nyai tidaklah mudah. Berawal dari nama Papandut dan berkembang maju lalu berubah menjadi Warung Sambal Nyai yang terkenal. Irma menyampaikan untuk mencapai semua itu penting untuk menjaga kualitas produk dan menciptakan ciri khas yang berkelanjutan dalam dunia bisnis.
“Dulu sebelum Warung Sambal Nyai itu Warung Papandut, nah itu dulu kita jual, pertama tuh pempe, belum ke arah sambal tapi lama-kelamaan kok banyak orang yang jual pecel ayam tapi rasanya itu-itu saja, terus lalapnya juga cuma timun dan kol tidak bervariasi. Kemudian kita jual sambal tapi tetap brand-nya Papandut, jadi waktu itu kita jual sambal, pecel ayam, lele sama soto betawi,” ucap Irma.
“Awal itu masih pelan-pelan lah, kita mulai di 2015 masih sewa rukonya kecil sekitar ½ x 2 m. Jadi orang makan di tempat juga cuma muatnya 3 sampai 4 orang. Nah, alasan kemudian berubah ke Warung Sambal Nyai, karena saya sudah punya cucu dipanggilnya Nyai dan alhamdulillah pembelinya tetap,” tambah Irma.
Sementara itu, Sitinah menyampaikan brand identity dalam dunia bisnis dari perspektif komunikasi merupakan hal yang penting dan tidak boleh diabaikan. Sitinah menjelaskan bagaimana menjaga kualitas produk dan ciri khas dapat membantu membangun identitas brand yang solid.
Warung Sambal Nyai, adalah sebagai contoh suksesnya dalam membangun brand identity yang kuat dengan berbagai strategi mereka.
“Brand identity itu artinya seorang pengusaha mempertahankan produknya, kualitasnya, tujuannya apa? untuk menjaga para pelanggan, itu ciri khas tersendiri. Cara pengolahan yang berkualitas seperti yang dilakukan Warung Sambal Nyai ini upaya untuk mempertahankan brand identity itu,” terang Sitinah.
Baca juga: Spirit Membangun Brand Lokal Harus Ditumbuhkan dan Diperkuat
Dengan menyediakan berbagai jenis sambal yang unik seperti sambal dadak, sambal korek, sambal goreng terasi, sambal pecak disertai lalapan pohpohan, menjadi cita rasa yang lezat yang membuat Warung Sambal Nyai telah berhasil mempertahankan identitas brand mereka.
“Kami terus berinovasi dan memodifikasi produk kami. Misalnya, saat harga cabai melonjak, kami tetap menjaga kualitas dan rasa sambal kami tanpa mengubah harga. Ini adalah salah satu cara kami menjaga brand identity kami,” tutur Irma.
Demikian juga dengan Sitinah yang menyebut berbagai inovasi, seperti peningkatan menu dan kualitas produk menjadi kunci untuk berkontribusi membangun brand identity yang solid.
Lebih lanjut, selama perbincangan, Irma juga menyinggung tentang beragam tantangan yang dihadapinya dalam perjalanan bisnisnya. Salah satunya dia mengungkap pengalaman di mana produknya pernah ditiru dan diklaim oleh pihak lain, serta pentingnya memiliki perlindungan hukum dalam situasi tersebut.
“Selain itu kendala yang dialami dalam perjalanan bisnis, saya sebagai seorang pengusaha, ya tentu tidak jauh-jauh dengan yang namanya hambatan, seperti ketika ada kasus karyawan yang membawa kabur uang dan barang dagangan. Penting bagi pengusaha untuk memiliki Prosedur Operasional Standar (SOP) yang kuat dan mengatasi masalah seperti ini,” terang Irma.
Tidak hanya SOP, dalam berbisnis juga perlu ada perencanaan untuk rekrutmen karyawan yang dapat dipercaya.
Irma menambahkan perubahan industri dan harga bahan baku seperti cabai yang melonjak juga dapat menjadi hambatan. Sebagai pengusaha, dirinya harus beradaptasi dan mencari solusi untuk menghadapi tantangan ini.
“Sekarang, Warung Sambal Nyai telah memiliki tiga cabang di antaranya di Bendungan Hilir, Cijantung, dan Kalisari. Nah, sebagai informasi Warung Sambal Nyai juga mempunyai menu yang ikonik yakni Nasi Jeruk dengan porsi yang berbeda-beda dan tentunya dengan varian harga yang ramah di kantong,” tutup Irma.