Membaca Nyaring Cegah Terjadinya Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan

Membaca Nyaring Cegah Terjadinya Stunting
Membaca Nyaring Cegah Terjadinya Stunting

Beritakota.id, Pekanbaru, Riau- Melakukan aktivitas Membaca Nyaring sejak usia anak dalam kandungan ikut membantu mencegah terjadinya stunting (baca : stanting). Karena dalam 1.000 hari pertama kehidupan, anak-anak perlu dirangsang motoriknya.

“Secara neurologis, anak-anak pada usia 0-6 tahun adalah masa pertumbuhan,” ucap Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau Mimi Yuliani ketika mengawali kegiatan Membaca Nyaring di Pekanbaru, Rabu, (21/8/2024).

Selain meningkatkan ikatan batin antara anak dengan orang tua, aktivitas orang tua ketika mendongeng dan bercerita pada saat hamil akan merangsang otak bayi sejak di dalam kandungan.

Kegiatan Membaca Nyaring kini masuk ke dalam program Gerakan Indonesia Membaca (GIM). Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Nurhadisaputra menjelaskan bahwa RPJMN 2025-2045 telah menetapkan 8 (delapan) agenda besar dan 17 arah pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, yang didalamnya memuat penguatan budaya baca dan literasi.

Baca juga: Membaca Nyaring di Palu Libatkan Ratusan Peserta

“Peningkatan budaya literasi, kreativitas, dan inovasi adalah sasaran pemajuan. Mengingat penguatan literasi merupakan sesuatu yang fundamental dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama menuju Indonesia maju, beradab, dan sejahtera,” ujarnya.

Bahkan secara khusus, dalam trilogi pembangunan menyebutkan literasi harus selalu ditumbuhkan melalui satuan keluarga, pendidikan, dan masyarakat. Lewat Gerakan Indonesia Membaca, Perpusnas berharap partisipasi masyarakat dalam meningkatkan minat dan budaya baca lebih dirasakan. Hingga saat ini Gerakan Indonesia Membaca telah melibatkan 75.520 peserta aktif.

Pelatihan Membaca Nyaring melibatkan instruktur dari Komunitas Reading Bugs, Read Aloud, dan pustakawan Perpusnas. Orang tua, guru, dan pustakawan adalah pihak yang disasar dalam sosialisasi tersebut.

Membaca Nyaring bisa dimaknai sebagai kegiatan membacakan cerita dengan bersuara yang bertujuan membantu anak membangun keterampilan berbahasa, belajar tentang dunia, serta mengembangkan empati dan kesadaran sosial.

“Membaca bisa digandengkan dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti Bookish Play atau main-main dengan kegiatan yang berbau buku,” ujar instruktur Read Aloud Pekanbaru, Helena Magdalena, pada Pelatihan Membaca Nyaring.

Pada pelatihan Membaca Nyaring pemahaman peran orang tua sebagai guru pertama sekaligus panutan bagi anak begitu dihidupkan. Mereka mau melakukannya karena aktivitas ini bermanfaat bagi anak dan juga bisa dirutinkan untuk menumbuhkan kegemaran membaca anak.

“Membaca Nyaring mengasah kemampuan anak dalam mendengar, menyimak, menambah kosa kata, dan keberanian berbicara, sehingga anak dapat membaca dan menulis,” ucap Juliani Budihardja dari Komunitas Reading Bugs.

Metode membaca nyaring dimulai dengan pembaca menyebutkan judul buku, mengenalkan penulis, hingga ilustratornya, kemudian membacakan buku kepada anak-anak. Aktivitas ini bertujuan membangun keterlibatan anak-anak dalam membaca. Membaca Nyaring menitikberatkan pada buku dan proses membaca itu sendiri.

“Kegiatan membaca tidak terjadi dengan sendirinya, namun harus diupayakan sebagai upaya melatih anak-anak untuk menumbuhkan kegemaran membaca sejak dini,” pungkas Pustakawan Perpusnas Cintia Septiani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *