Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Berkurang, Nasdaq Turun

Beritakota.id, Jakarta – Nasdaq berakhir turun pada perdagangan di hari Senin (13/01/2025), sementara indeks S&P 500 mampu bangkit dari level terendah dua bulan dan berahir sedikit naik. Imbal hasil Obligasi AS tetap tinggi saat investor mengurangi ekspektasi terhadap laju penurunan suku bunga Federal Reserve.

Data ekonomi terkini menunjukkan ekonomi AS tetap tangguh dengan tekanan harga yang mengganggu, yang telah menekan ekuitas. Komentar dari pejabat Fed telah mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. S&P 500 mengalami kerugian mingguan dalam empat dari lima minggu terakhir.

Kebijakan tarif yang dijanjikan oleh Presiden terpilih Donald Trump juga telah memicu kekhawatiran tentang inflasi. Hal ini turut membuat imbal hasil Obligasi AS naik tipis, yield tenor 10 tahun menyentuh level tertinggi 14 bulan sebesar 4,805% dan terakhir naik 1,6 basis poin menjadi 4,79%.

Pasar memperkirakan sekitar 27 basis poin pemangkasan suku bunga dari Fed tahun ini, dengan peluang 52,9% untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Juni. Ada kekhawatiran bahwa angka inflasi masih akan naik. Hal ini membuat rencana pemangkasan suku bunga bisa melambat.

Indek Dow Jones naik 358,67 poin, atau 0,86%, menjadi 42.297,12, S&P 500 naik 9,18 poin, atau 0,16%, menjadi 5.836,22 dan Nasdaq turun 73,53 poin, atau 0,38%, menjadi 19.088,10.

Dow Jones didorong oleh kenaikan sebesar 3,93% pada saham UnitedHealth Group setelah pemerintahan Presiden Joe Biden mengusulkan tarif penggantian biaya tahun 2026 untuk rencana Medicare Advantage yang dijalankan oleh perusahaan asuransi swasta, yang akan menghasilkan peningkatan pembayaran sebesar 2,2%.

CVS Health dan Humana melonjak sekitar 7% karena sektor jasa kesehatan di indek S&P 500 naik 1,27%. Sektor Utilitas dan teknologi memimpin penurunan. Edison International jatuh lebih dari 11,89% setelah Bloomberg News melaporkan utilitas California selatan itu digugat karena peralatan perusahaan itu memicu salah satu kebakaran hutan yang melanda sebagian wilayah negara bagian itu.

Sektor Energi mengalami kenaikan hingga 2,25%, kenaikan harian terbesar dari 11 sektor utama S&P, karena harga minyak mentah terus naik karena ekspektasi bahwa sanksi AS yang lebih keras terhadap minyak Rusia akan memaksa pembeli di India dan Tiongkok beralih ke pemasok lain.

Angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Beige Book bank sentral tentang aktivitas ekonomi, yang keduanya akan dirilis pada hari Rabu, kemungkinan akan membantu membentuk pandangan tentang prospek kebijakan Fed.

Baca juga : Berakhir Anjlok, Bursa Saham Hanguskan Keuntungan Awalnya

Saham unggulan juga merosot, dimana Nvidia turun 1,97% dan Micron Tech turun 4,31% setelah pemerintah AS mengatakan akan lebih membatasi ekspor chip dan teknologi kecerdasan buatan. Indeks semikonduktor PHLX turun.

Moderna turun 16,8% sebagai penurunan terbesar pada S&P 500 setelah memangkas perkiraan penjualan tahun 2025 sebesar $1 miliar.

Saham yang menurun jumlahnya lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 1,02 banding 1 di NYSE, dan rasio 1,4 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatat tiga titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 23 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 23 titik tertinggi baru dan 252 titik terendah baru. Volume di bursa saham AS adalah 14,88 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 15,73 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *