Beritakota.id, Jakarta – Guru Besar Filsafat STF Driyarkara, Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa seorang presiden tidak ubahnya seperti pemimpin organisasi mafia bila menggunakan kekuasaannya hanya untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Hal ini disampaikan Romo Magnis, saat dihadirkan sebagai ahli oleh kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam sidang lanjutan sengketa hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di MK, Selasa (2/4/2024).
“Memakai kekuasaan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu membuat presiden menjadi mirip dengan pimpinan organisasi mafia. Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat yang harus sadar bahwa tanggung jawabnya adalah keselamatan seluruh bangsa, sehingga tidak boleh menggunakan kekuasaan demi keuntungan pribadi dan keluarganya. Seorang Presiden harus menjadi milik semua, bukan hanya milik mereka yang memilihnya. Kalaupun dia misalnya berasal dari satu partai, begitu dia menjadi presiden segenap tindakannya harus demi keselamatan semua,”ujarnya
Mengutip filsuf Immanuel Kant, dia menyebutkan bahwa masyarakat akan menaati pemerintah apabila bertindak atas dasar hukum yang berlaku.
“Apabila penguasa bertindak tidak atas dasar hukum dan tidak demi kepentingan seluruh masyarakat, melainkan memakai kuasanya untuk menguntungkan kelompok, kawan, keluarganya sendiri, motivasi masyarakat untuk menaati hukum akan hilang. Akibatnya, hukum dalam masyarakat tidak lagi aman, negara hukum akan merosot menjadi negara kekuasaan dan mirip dengan wilayah kekuasaan mafia,” sambung Romo Magnis.
Sementara di tempat yang berbeda mencermati kesaksian Romo Magnis, Roy Marjuk selaku Sekjen Gibran Center memberikan pujian yang tinggi atas pernyataan Romo Magnis tersebut di muka sidang MK. Bagi Roy Marjuk, Romo Magnis adalah seorang filsuf besar yang dimiliki Indonesia.
Sejak lama Roy Marjuk mengidolakan Romo Magnis karena semua yang pernah disampaikan Romo Magnis berpuluh tahun selama ini sarat mengandung hikmah dan kebijaksanaan bagi bangsa dan negara dengan tanpa pamrih.
“Romo Magnis tidak menyebut yang dimaksud dengan sebutan Presiden adalah Presiden Jokowi. Karena Romo Magnis mengetahui bahwa, Jokowi bukanlah Presiden yang dimaksud. Romo Magnis sadar betul bahwa Jokowi adalah seorang Presiden yang mendermakan diri dan keluarganya semata-mata bagi bangsa dan negara,” papar Roy Marjuk.
Baca juga: Sengketa Pilpres, Prabowo: Kita Hormati Proses Yang Sedang Berjalan di MK
Lebih lanjut Roy berharap, “Semua pihak yang terkait pada proses yang sedang berlangsung di MK tidak salah persepsi. Baik panitra, Hakim dan kubu-kubu yang berseteru tidak membuat kesaksian Romo Magnis menjadi bola panas dengan menjustifikasi bahwa sosok presiden yang dimaksud adalah Jokowi. Semua pihak hendaknya menempatkan pernyataan Romo Magnis seperti pernyataan seorang Guru Besar Senior dihadapan para mahasiswanya.
Cerdaslah bersikap, janganlah menganggap Romo Magnis hadir membela satu pihak dan menyalahkan pihak yang lain.
‘’Meskipun datang sebagai saksi ahli yang diminta kubu 03, Romo Magnis adalah guru kita semua. Beliau hadir di MK demi bangsa dan negara sebagaimana Presiden Jokowi yang ikhlas mendermakan apapun yang dimilikinya termasuk menyerahkan Putranya untuk rakyat Indonesia,’’ tutur dia
“Kedua tokoh Presiden Jokowi dan Romo Magnis, adalah dua permata yang dimiliki Bangsa Indonesia. Keduanya berbuat tanpa pamrih untuk kejayaan Bangsa. Kedua tokoh itu berada di rel yang sama dan tidaklah mungkin bersebrangan. Sebaliknya, Romo Magnis mendukung kepemimpinan Presiden Jokowi dan, Jokowi pun menghormati Romo Magnis,” ujar Roy Marjuk menutup perjumpaan