Beritakota.id, Jakarta — Smart Fertility Clinic menyelenggarakan kegiatan Smart Scientific Update, simposium ilmiah dan seminar Round Table Discussion (RTD) yang
mengangkat tema “Ilmu di Balik Proses Kehamilan”.

Simposium ilmiah dan seminar ini bagian dari perayaan ulang tahun Smart Fertility Clinic yang saat ini sudah berhasil melahirkan bayi-bayi yang sehat dan telah membatu lebih dari seribu pasangan untuk pengecekan kesuburan. Acara digelar di Manhattan Hotel Casablanca, Jakarta Selatan pada Minggu, 15 Juni 2025.

Acara ini dihadiri oleh para dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn), dokter spesialis andrologi, serta dokter umum dari berbagai daerah.

Baca juga: Genap Berusia 1 Tahun, Smart Fertility Clinic Luncurkan Program IVF Berbiaya Murah

CEO Smart Fertility Clinic, dr. Laura Leandra Setiawan menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan dan kolaborasi untuk memajukan dunia fertilitas terutama di Indonesia.

Diketahui, acara ini menjadi wadah edukasi dan diskusi mendalam bagi para tenaga medis pada bidang fertilitas. Infertilitas masih menjadi tantangan besar di dunia kesehatan reproduksi, dengan estimasi 1 dari 6 pasangan di dunia mengalami kesulitan untuk hamil.

Di Indonesia, angka infertilitas diperkirakan mencapai 10–15% pada pasangan usia subur. Salah satu metode yang bisa menjadi pilihan untuk penanganan infertilitas adalah dengan Intrauterine Insemination (IUI), yaitu prosedur memasukkan sperma yang telah diproses di dalam laboratorium ke dalam rahim saat ovulasi.

Meskipun tergolong prosedur yang sederhana dan lebih terjangkau dibandingkan bayi tabung (In Vitro Fertilization), tingkat keberhasilan IUI berkisar antara 10 – 20%, tergantung pada usia, kualitas dan jumlah sperma, kondisi rahim, dan juga saluran tuba.

Simposium ini menghadirkan tiga pembicara ahli, di antaranya Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, MPH, Subsp. FER, FRANZCOG (Hons), FICRM, Prof. Dr. dr. R. Muharam, Sp.OG., Subsp. FER., MPH dan Dr. dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And.

Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, MPH, Subsp. FER, FRANZCOG (Hons), FICRM dalam pemaparannya membawakan materi dengan judul Time to Pregnancy and Perinatal Outcome in Affordable IVF.

Pria yang akrab disapa Prof. Iko ini
menekankan bahwa program bayi tabung (IVF) memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Namun dengan pemeriksaan yang komprehensif dan mild ovarian stimulation dengan menggolongkan pasien ke dalam poor, normal, atau hyper-responders dapat sedikit mengurangi biaya yang dikeluarkan,” kata Prof. Iko.

Sementara itu, Prof. Dr. dr. R. Muharam, Sp.OG., Subsp. FER., MPH. menyampaikan presentasi bertajuk “Optimizing Preconceptions Period: Key in Fertility Management”.

Dia menyatakan bahwa masa prakehamilan adalah kunci yang sering diabaikan padahal masa-masa ini adalah jendela kritis pada program kehamilan.

“Nutrisi seimbang, suplementasi tambahan, dan manajemen emosi menjadi penentu keberhasilan kehamilan,” kata Prof Muharam.

Dalam sesi diskusi bertema Sexual and Reproductive Health in Men. Dr. dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And menekankan peran penting pria dalam isu fertilitas.

“Seringkali kesehatan reproduksi pria luput dari perhatian. Padahal, hampir 50% kasus infertilitas dipengaruhi faktor pria, dan edukasi mengenai masih sangat minim,” tuturnya.

Acara ini diharapkan menjadi
ruang yang bermakna bagi para tenaga medis untuk saling belajar, berdiskusi, dan memperluas sudut pandang dalam menangani isu fertilitas.

Diharapkan pengetahuan yang dibagikan hari ini dapat memberi kontribusi nyata dalam praktik klinis, sekaligus membuka
jalan menuju penanganan reproduksi yang lebih holistik dan terjangkau.