Cegah Stunting, YAICI dan Dikdasmen Aisyiyah Edukasi Gizi untuk Guru PAUD dan Keluarga

Beritakota.id, Jakarta – Pencegahan stunting harus dimulai dari lingkungan keluarga. Namun sayangnya, kesadaran orang tua akan kebutuhan gizi anak pada umumnya masih rendah. Hal itu diperkuat oleh tingkat literasi gizi masyarakat yang juga rendah. Sebagaimana diketahui, survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menempatkan Indonesia pada posisi 62 dari 70 negara atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Hal tersebut mengemuka dalam webinar edukasi gizi yang diselenggarakan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menangah (Dikdasmen) PP Aisyiyah, Senin 18 April 2022. Kegiatan edukasi gizi tersebut dihadiri oleh sekitar 500 guru PAUD dari seluruh Indonesia. Hadir sebagai pembicara Ketua Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah Dra. Fitniwilis M.Pd, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, SE., MM, Ketua Pimpinan PP Aisyiyah Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M. Ag, serta anggota IDAI Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A (K), dan Ketua HIMPAUDI Prof.Dr. Ir Netti Herawati, M.Si.

Prof.Dr.Maysitoh Chusnan, M.Ag Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah dalam kesempatan itu mengatakan bahwa guru PAUD penting untuk memahami literasi gizi. Sebab, PAUD adalah lingkungan yang dapat memantau gizi dan pertumbuhan anak selain keluarga. Selain itu, guru PAUD diharapkan juga dapat menjadi penyambung edukasi gizi untuk orang tua.

“Guru yang cerdas literasi gizi itu dapat melihat kualitas makanan, baik yang dibawa oleh anak muridnya, maupun yang disediakan oleh sekolah. Sehingga terciptalah keseimbangan gizi berawal dari lingkungan terdekatnya yakni madrasah formal (PAUD). Perlu digaris bawahi, kualitas makanan yang baik itu tidak melulu mahal, namun gizi seimbang.” Jelas Maysitoh Chusnun.

Dra. Fitniwilis M.Pd selaku Ketua Majelis Dikdasmen PPA mengatakan pihaknya akan terus mendukung edukasi gizi untuk keluarga mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang tidak paham mengenai asupan gizi yang tepat untuk anak. Hal itu terlihat dari masih maraknya penggunaan susu kental manis sebagai minuman susu untuk anak. “Banyak orang tua masih belum bisa membedakan mana susu dan kental manis. Karena itu, adalah tepat memulai edukasi gizi dari PAUD,” ujar Fitniwilis.

Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A(K), Anggota IDAI mengakui pandemi Covid 19 yang terjadi dalam dua tahun ini telah berpotensi meningkatkan angka stunting. Sebab, selama pandemi hanya 19,2% Posyandu yang aktif melakukan pemantauan gizi dan tumbuh kembang anak. Sementara, deteksi dini terhadap gizi anak adalah kunci untuk penurunan angka stunting.

“Stunting tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahap yang dapat dilihat dan dideteksi secara dini. Pasti ada growth falteringnya atau indikasi gagal tumbuh terlebih dahulu, dan usia paling sering terjadi ada pada usia 3 sampai 18 atau 24 bulan” ujar dokter spesialis anak ini.

Oleh karena itu, Cut Nurul berharap banyak terhadap PAUD dapat menjadi agen pendeteksi dini kondisi anak, terutama gizi anak. “PAUD harus memperhatikan komposisi menu makan siang untuk muridnya, wajib mengandung beberapa unsur berikut : Karbo, lemak, protein dan sayur dalam jumlah secukupnya. Protein terbaik untuk tumbuh kembang anak adalah susu, tapi ingat bukan susu kental manis. Susu adalah alternatif sumber protein hewani yang bisa diberikan untuk anak, untuk mengantisipasi keterpenuhan protein anak. Ada anak yang susah makan telur, makan daging atau protein lainnya, maka untuk mencukupi kebutuhan proteinnya sebaikyna diberikan susu fortifikasi,” jelas Cut Nurul.

Senada dengan Cut Nurul, Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si, Ahli Gizi dan Praktisi Pendidikan, mengatakan aksi kolaborasi seluruh pihak dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi anak ini dilakukan melihat PAUD adalah elemen penting yang dapat menjembatani antara orang tua dan anak. Selain itu, PAUD juga berperan sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak selain rumah atau keluarga, sehingga dari sinilah PAUD menjadi tempat tepat tanamkan pemahaman tentang makanan dan minuman yang bergizi untuk anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *